Fanfic - Love Story Part 8

Title : Love Story Part 8
Chapter : 8/?
Char : Choi Jae-Hwa, Jang Geun Suk, Cindy, Choi Seung Hyun
Genre : PG-13
Disclaimer : All of the fictional character belongs to ME, i made them! the story line also MINE! but the artist I mention are belong to themselves and their mother!. please subscribe!
This is Part 8. 

Part 1 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 2 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 3 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 4 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 5 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 6 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 7 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 8 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 9 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 10 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI

BONUS SCENE  1 >> KLIK DISINI
_______________________________________________________________________________

Kami berjalan kaki menuju ke restoran di resort ini. Cuacanya tidak terlalu panas meskipun siang hari, itu mungkin karena angin yang bertiup juga cukup kencang dan membawa rasa sejuk dari laut. Setelah sampai, kami memilih tempat duduk yang ada di dekat jendela. Aku duduk di dekat jendela, disebelahku duduk Jae-Hwa dan Geun Suk duduk di seberang kami.

Setelah memilih-milih makanan yang ada di menu, kami menunggu masakan jadi sambil mengobrol-ngobrol. Sesekali aku melihat keluar jendela, pemandanganya sangat indah, ada taman dengan rerumputan hijau disebrang sana. Saat makanan pesanan datang, langsung saja kami mulai makan.

Saat sedang asyik makan, tiba-tiba saja Geun Suk berdiri.
"Maaf, rasanya aku melihat Hyung ku, aku keluar dulu sebentar ya.." Ujarnya sambil berjalan menuju pintu keluar. Aku dan Jae-Hwa melanjutkan makan kami. Tak seberapa lama, ia kembali dengan diikuti 5 orang dibelakangnya.
"Jae-Hwa, Cindy, perkenalkan, mereka ini hyung ku..mereka adalah BigBang!" Ujar Geun Suk begitu ia sampai di meja kami. Aku melihat kearah mereka.
"Ini GD, G-Dragon nama nya.." Ia menunjuk ke cowok berambut pirang, tidak terlalu tinggi.
"Hi.!" sapa nya dan mengulurkan tangan kearahku dan Jae-Hwa. Kelihatannya ia orang yang sangat ceria sekali.
"Dan ini Taeyang.." Geun Suk menunjuk ke arah cowok dengan rambut hitam bermodel mohawk. Ia hanya tersenyum, sampai matanya menyipit.
"Dia Daesung.." Tunjuk Geun Suk ke seorang cowok dengan wajah yang terlihat tengil.
"Senang berkenalan denganmu!" Ujarnya sambil mengangkat tangannya.
"Ini Seungri" Geun Suk menunjuk kearah cowok dengan muka imut, ia tersenyum ceria.
"dan yang disana itu.." tunjuk Geun Suk kearah seorang cowok yang berdiri agak jauh dari kerumunan kami. "Namanya TOP." Lanjut Geun Suk. Aku memandang kearah yang ditunjukknya. Seketika itu juga aku kaget! ternyata dia Seung Hyun!

Ia berjalan mendekat. Aku masih kaget dan ternganga.
"Halo. Dunia ini sempit ya!" Ujarnya sambil tersenyum. Oh aku merindukan suaranya yang berat itu. Aku menjawabnya dengan anggukan dan senyum kikuk.
"Oh! Hyung sudah kenal Cindy?" Tanya Geun Suk kaget.
"Tentu saja, kami bertemu pagi tadi.." Jawabnya sambil memadangku lekat-lekat. Karena gugup aku meminum jus ku cepat-cepat dan tersedak. Aku terbatuk-batuk.
"Maaf permisi sebentar." Seung Hyun berkata kepada Jae-Hwa supaya ia berdiri dan lalu duduk di sebelahku sambil menyerahkan botol air mineral yang rupanya sedari tadi dibawa olehnya. "Nih diminum, pelan-pelan.." Katanya kepadaku. Sesuai instruksinya, kuminum air mineral itu berlahan sampai akhirnya tenggorokanku kembali normal.
"Te..terimakasih.." Ujarku padanya.
"Apa kalian sudah selesai? Aku ingin mengajak Cindy keluar" Seung Hyun bertanya pada Jae-Hwa.
"Si..silakan." Jawabnya dengan sedikit kikuk.
"Yuk!" Seung Hyun meraih tanganku dan menarikku keluar dari kafe. Gerakannya tegas dan lugas tapi terlihat sangat hati-hati, sepertinya ia tak ingin menyakiti pergelangan tanganku.

Sesampainya diluar, ia melepaskan tanganku.
"Bagaimana tenggorokanmu? sudah baikan?" Tanyanya.
"Iya, terimakasih ya, nanti airmu ku ganti.." Jawabku
"Ah, jangan, akan sangat memalukan jika perempuan membelikanmu barang-barang, walaupun cuma air mineral.. rasanya tidak Gentle." Ia menyisir rambutnya dengan jari-jarinya yang panjang. "Airnya masih ada?" Ujarnya.
"Masih.."Aku mengangkat botol air mineral yang sedaritadi kubawa. Ia meraihnya dan meminumnya sampai habis. Aku hanya bisa melongo.
"Nah, dengan begini tidak ada yang bisa minum bekas bibirmu." Ia lalu membuang botol tersebut di bak sampah. Aku masih melongo, masih mencerna kata-katanya barusan. "Kau mau berjalan-jalan?"
Aku mengangguk.

Kami berjalan di pinggir pantai. Anginnya cukup keras, beberapa kali aku serasa ikut terbawa terbang dan berjalan dengan limbung, Seung Hyun selalu membantuku menyeimbangkan diri.
"Kamu apanya Geun Suk?" Ia bertanya.
"Oh aku asistennya.."
"Pasti susah ya menjadi asistenya.." Seung Hyun tertawa geli.
"Haha,,begitulah, apa lagi jika ada kegiatan pagi, sangat susah membangunkannya." Kamu berdua tertawa. Handphoneku berbunyi tanda ada pesan masuk.

Kamu dimana?

Rupanya dari Jae-Hwa. Langsung ku balas.

Aku berjalan-jalan di pinggir pantai bersama TOP.
Ada apa?

"Dari siapa?" Tanya Seung Hyun
"Jae-Hwa, dia tanya aku sedang dimana.."
"Jae-Hwa itu siapa? Maksudku, apa hubungannya denganmu?"
"Oh, dia teman dari temannya kakakku, susah menjelaskannya.."
"Ceritakan saja, aku senang mendengarmu bercerita.." Seung Hyun duduk di pasir pantai dan menarikku juga untuk duduk di sebelahnya. Lagi-lagi handphoneku berbunyi.

Cuma penasaran saja.
Hati-hati ya..

"Jae-Hwa lagi?" Seung Hyun bertanya. Kujawab dengan anggukan. "Seharusnya ia tak perlu kuatir, apakah mukaku terlihat seperti orang jahat?" Seung Hyun mengubah mimik mukanya menjadi sok serius.
"Sejujurnya sih... iya." Jawabku dan tertawa. Seung Hyun menggembungkan pipinya nampaknya tanda bahwa ia sedang sebal. Aku makin tertawa melihat tingkahnya, sangat lucu!
Ku letakkan kedua tanganku di pipinya lalu menekannya. Kami berhenti pada posisi itu..
Ia menatapku, akupun sedang melihat kepadanya.
"Ah, eh maaf.." Ujarku cepat-cepat menurunkan tanganku dari pipinya. Ia berdehem.
"Jadi, bagaimana ceritanya?" Ujarnya setelah beberapa saat kami sempat salah tingkah.
"Aku punya seorang kakak laki-laki, namanya Ethan, Ia punya teman akrab namanya Alan, nah Jae-Hwa adalah sahabat Alan, jadi selama aku di Korea, aku adalah tanggung jawab Jae-Hwa.."
"Hmm..begitu. Syukurlah." Seung Hyun menghela nafas.
"Memangnya kenapa?"
"Aku pikir dia pacarmu, aku jadi merasa sudah menculik pacar orang dan itu sangat tidak gentle.." lagi-lagi ia menyisir rambutnya dengan tangan. Tiba-tiba handphonenya berbunyi. "Maaf sebentar ya.." Ujarnya dan berdiri lalu pergi agak jauh "Yoboseo.. ada apa Jiyong-ah?" hanya itu yang dapat ku dengar, suara angin menghalangi telingaku untuk menguping lebih jauh. Akhirnya Seung Hyun kembali berjalan kearahku. "Mianhaeyo.. Aku harus kembali ke kabinku, kami sudah akan bersiap pulang, Jiyong baru saja menelponku.."

Jiyong? Siapa dia?..pikirku.

"Baiklah, tidak apa-apa,." Aku menjawab dengan tersenyum.
"Berapa nomor ponselmu? akan ku telpon begitu aku tiba di Seoul.." Ia mengulurkan tangannya membantuku bangun. Aku menyerahkan kartu namaku padanya, Sebagai seorang eksekutif aku selalu membawa kartu nama kemanapun aku pergi. "Terimakasih" Jawabnya. "Aku antar kau kembali ke kabinmu.." dan kami berjalan kearah kabin perusahaanku berada. Sepanjang perjalanan ia menggenggam tanganku, aku pun heran, mau-maunya bergandengan dengan orang yang bahkan aku baru mengenalnya tadi pagi. Sesampainya di depan gerbang, ia masih menggenggam tanganku.
"Baiklah, kamu sidah sampai, aku akan kembali ke kabinku sekarang.." Ia menghela nafas. "Aku akan menghubungimu."Tambahnya. Aku mengangguk.

Ia mengeratkan genggamannya, lalu menghela nafas sekali lagi dan ia berbalik pergi. Agak sedih rasanya, melihat punggungnya menjauh dari pandangan mataku. Aku berjalan masuk dan menuju ke kabinku. Aku melihat ke arah kabin Jae-Hwa dan Geun Suk, pintunya tertutup, begitu pula jendelanya. Nampaknya mereka belum pulang.

Ku buka pintu kabinku, lalu berjalan ke arah ranjang dan menghempaskan diriku diatasnya. Aku melirik jam di kabinet, ternyata sudah jam 5 sore. Aku berguling ke kanan dan ke kiri. Masih mencoba mengerti perasaan apa ini, saat aku melihat Seung Hyun berbalik dan pergi, rasanya hatiku perih. Tapi kenapa? Bukankan aku baru saja mengenalnya? Sebaiknya aku mandi dulu untuk mendinginkan kepalaku.

***

Selesai mandi, aku melihat sensor Handphoneku berkedip, tanda bahwa ada pesan dan telepon masuk. Setelah membuka kode penguncinya kulihat ternyata ada 3 pesan dan 5 panggilan tak terjawab. Aku membuka pesannya terlebih dahulu, ternyata dari Seung Hyun dan Jae-Hwa.

Kami akan berangkat sekarang,
nanti ku telpon boleh kan?

Pesan itu dari Seung Hyun, dan aku membuka 2 pesan berikutnya dari Jae-Hwa.

Kamu sudah kembali?

dan satu pesan lagi..

Kamu dimana? kenapa tidak membalas?

dan bisa ditebak bawah 5 panggilan tak terjawab adalah milik Jae-Hwa. benar saja, begitu ku buka laporannya ternyata memang benar panggilan darinya. Aku baru saja akan menelpon balik ketika pintuku diketukdengan tidak sabaran.

"Yaa!! tunggu sebentaar!" Aku berteriak menyahut.
"Cindy kamu didalam??" Ternyata Jae-Hwa.
"Iya! Sebentar aku bersiap dulu!!" Tentu saja aku nggak bisa keluar dengan begini, aku baru saja selesai mandi, badanku hanya berbalut handuk, mana bisa aku membuka pintu dengan keadaan seperti ini. Dengan secepat kilat aku berpakaian, handuk masih ku pakai untuk mengeringkan rambut dan aku membuka pintu.
"Maaf aku sedang mandi saat kamu mengirim pesan dan menelpon.." Ujarku padanya sesaat setelah aku membuka pintu.
"Oh syukurlah! kupikir kau kenapa-kenapa.." Ia langsung memelukku, sangat erat sampai aku berasa sesak. Namun harum parfumnya yang beraroma vanilla manis itu sedikit membuat tenang.
"A..aku baik-baik saja..ufff,,"Aku mencoba menjauhkan badannya dariku. "Kamu habis darimana?" Tanyaku mengalihkan.
"Aku berjalan-jalan di pertokoan, Geun Suk sedang bersama para Hyung-nya tadi.. Tapi Syukurlah kalau kamu nggak kenapa-kenapa.." Ia memandangku lekat-lekat. Aku jadi salah tingkah. "Kamu mau makan malam sekarang?" Tanya-nya.
"Sekarang?" Tanyaku.
"Kalau kamu mau.."
"Tapi Geun Suk masih pergi.."
"Jangan khawatirkan dia, dia kan sudah besar.."
"Tapi kamu menghawatirkanku.."Jawabku.
"Kan mau perempuan, wajar jika aku menghawatirkamnu..lagi pula aku.." Kata-katanya terhenti tiba.tiba. Ia berdehem. "Jadi bagaimana?"
"hmm..bolehlah, aku siap-siap dulu.."
"Oh nggak perlu, kita bisa makan disini." Cegah Jae-Hwa.
"Disini?"
"Iya, kita bisa pakai layanan room service, memang tidak masuk dalam pesanan paketmu tapi ini kan resort milikku, aku bisa ngapain aja.." Jawabnya sambil tersenyum manis.
"Whoaa.. jadi kau benar-benar pemiliknya ya.." Aku takjub.
"Kau masih tidak percaya??"
"haha.. bukan begitu, hanya saja, selama aku mengenalmu, kamu nggak pernah bercerita banyak tentang pekerjaanmu, sampai-sampai aku pernah  berfikir bahwa kamu itu gengster.." Jawabku.
"hmmm..." Jae-Hwa hanya menggumam.
"Mianhae,."
"Nggak papa kok, aku akan menghubungi room service.." Jae-Hwa masuk ke dalam dan meraih telepon yang ada di kabinet. Aku menutup pintu dan melanjutkan mengeringkan rambut lalu menyisirnya. Entah sudah berapa kali aku bilang bahwa aku bersyukur memiliki rambut pendek, karena sangat praktis..

Aku mengeringkan rambut sambil duduk di sofa, Jae-Hwa selesai menelpon dan duduk disebelahku.
Ia berdehem." Jadi, tadi kau kemana saja dengan TOP?" Tanyanya
"oh? Seung Hyun? kami cuma berjalan-jalan di sepanjang pantai.." Jawabku.
"Seung Hyun?"
"Iya. itu nama aslinya. TOP hanyalah nama panggung, ia mengenalkan diri padaku pertama kali dengan nama Seung Hyun, jadi agak susah bagiku untuk menyebutnya dengan TOP.."
"Oh..begitu ya.."
"Ada apa?" tanyaku
"Oh tidak.. jangan dipikirkan.." Ujarnya, lalu terdengar suara ketukan.
"Room Service.." Ujar orang tersebut.

"Ah ,makanan sudah datang.." Jae-Hwa membukakan pintu. Lalu masuklah 4 orang berseragam hotel membawakan 4 nampan besar. Mereka menatanya di meja. Aku sangat terkesima. Aku mendekati Jae-Hwa dan berbisik.
"Eh, apa ini tidak terlalu mewah? nanti kamu merugi loh.." Ia hanya membalas dengan senyum.
Aku melihat ada seorang perempuan diantara keempat orang tadi, aku memperhatikannya lekat-lekat.

"Kim Yoo Mi??" Aku menyapanya. Ia melihatku dan nampak kaget sama sepertiku.
"Cindy!!"
"Waaa...!!" Kami melonjak kegirangan dan saling berpelukan.
"Cindy-ah.. kamu kemana saja, aku mencoba menghubungimu tidak pernah nyambung.." Ujarnya kepadaku setelah kami melepaskan pelukan.
"Mian, aku sudah mengganti ponselku.."
"huu..jahat sekali sampai tidak memberi tahu aku.." Ia menoyor kepalaku pelan.
"Ehem!" Jae-Hwa bedehem.
"oops! Maaf,.." Ujarku. Sedangkan Yoo Mi membungkukkan badannya.
Jae-Hwa mengibaskan tangannya, memberikan isyarat kepada para pelayan untuk pergi. Mereka membungkukkan badan dan keluar dari kabinku.
"Ya! Yoo Mi-ya.. Tunggu sebentar.." Ujarku dan mengejar keluar. "Nih kartu namaku, hubungi aku ya.."
"waah nampaknya kamu sudah benar-benar jadi eksekutif ya sekarang, punya kartu nama segala.." Ujarnya. "Kalau Shift ku sudah selesai nanti ku hubungi ya! Bye!"

Yoo Mi pergi menjauh dan aku kembali ke kamarku. Jae-Hwa sudah menunggu, ia duduk di sofa sambil melipat tangannya di dada. Aku jadi tidak enak padanya.
"Kau kenal dengannya?"
"Iya,. dia kenalanku, aku bertemu dengannya setengah tahun yang lalu saat itu dia sedang diserang dua pemuda di gang kecil, aku pernah cerita kan?"
"Oh..makanya kau melemparkan handphone pemberianku itu sampai rusak?" Ia mengangguk tanda mengerti.
"Iya, sejak itu kami tidak pernah bertemu lagi, baru kali ini."
"Baiklah, mari kita makan saja.." Ujarnya sambil mengambilkanku piring. Malam itu kami makan berdua, sudah lama kami tidak seperti ini, karena pasti ada Geun Suk yang makan bersama kami.
Ya, akhirnya Geun Suk ikut pindah ke apartemen ku dan Jae-Hwa, alasannya agar lebih dekat dengan ku, asistennya.

Kami sudah selesai makan, aku menumpuk piring-piring kotornya agar mudah dibereskan oleh pelayan kamar, sedangkan Jae-Hwa tidur-tiduran di ranjangku.
"Apa nggak sebaiknya kamu kembali ke kabinmu?" Tanyaku.
"Nanti saja, aku akan kembali kalo Geun Suk sudah balas pesanku, nanti kalau aku kembali ke kamar duluan dia pasti menggodamu lagi.." Jawabnya.
"Hmm.. ya terserah deh.." Aku mengambil remote dan menyalakan televisi lalu duduk di sofa. Ada acara drama yang tidak boleh kulewatkan.
"Nonton apa sih? kelihatanya serius sekali.."
"Drama, judulnya Rooftop Prince.. Aku kan fans nya Yoochun.." Jawabku tanpa mengalihkan pandangan dari televisi.
"Yoochun ya.."
"Stt..diam dulu aku sedang nonton.."

Aku sedang asyik menonton ketika handphoneku bunyi, Jaw-Hwa meraihnya karena kuletakkan di kabinet dekat ranjang. Ia melihat ke layarnya untuk melihat siapa yang menelpon.
"Nih, nggak ada nama displaynya, nomornya sepertinya belum kamu simpan.." Ujarnya sambil menyerahkan handphoneku kepadaku.

Ku geser tombol di layarnya untuk menerima telepon.
"Yoboseo..?"
"Cindy-ah! Aku sudah selesai shift nih.."
"Ah.. Yoo Mi-ya, kamu masih di lokasi resort?"
"Aku sudah mau pulang, kebetulan aku besok akan ke Seoul, aku sudah jadwalnya libur nih, dan ingin bertemu mamaku.."
"Yaah, padahal aku ingin ditemani oleh sesama perempuan, disini aku dikelilingi laki-laki.."
"Bukankah malah asyik? haha.." Yoo Mi tertawa diseberang sana.
"Ah kamu bisa saja, aku disini masi sampai 2 minggu, kamu di Seoul sampai kapan? kita nanti janjian ketemu ya.. aku ingin ngobrol banyak.."
"Araseo..kamu hubungi saja aku saat kamu sampai di Seoul, nomorku disimpan, jangan mentang-mentang sudah jadi eksekutif terus hanya nomor-nomor tertentu yang kamu tambahkan ke kontak.."
"haha.. baiklah akan ku simpan nanti."
"Ok, sudah dulu ya Cindy-ah, ku tunggu kabarmu selanjutnya.." Dan telpon pun kami akhiri.

Aku kembali menonton televisi namun ternyata siaran dramanya sudah berakhir, tinggal adegan-adegan "NG" (Not Good = Dibuang Sayang) yang lucu-lucu itu. Aku melihat kearah Jae-Hwa yang ternyata sudah tidur di ranjangku, kepalanya tidak memakai bantal, ia hanya tidur begitu saja, tanpa selimut pula.

Setelah adegan "NG" berakhir, aku mendekati Jae-Hwa. Tidurnya nampak pulas sekali. Aku mengangkat kepalanya pelan dan menyelipkan bantal, lalu menyelimutinya dengan bedcover. Nampaknya aku harus tidur di sofa nih..
Setelah mengurus Jae-Hwa, aku mengunci pintu dan mengambil bantal satu lagi di samping Jae-Hwa, lalu bersiap tidur di sofa. lampu juga kumatikan, cahaya hanya ada dari televisi yang sengaja kubiarkan menyala. Sebelum memejamkan mata, sekali lagi aku melihat ke handphoneku. Sebenarnya aku menunggu telepon dari Seung Hyun.

Aku membuka pesan terakhir yang ternyata belum ku balas saat ia menanyakan apakah boleh menelpon!! OH! pasti dia berfikir aku tidak mau ditelpon! aduh bagaimana ini! Aku jadi bingung sendiri. akhirnya aku menuliskan pesan balasan kepadanya.

Kamu boleh menelpon kapan saja.
tidak perlu meminta persetujuanku :)
Sudah sampai di Seoul?
Selamat tidur..

Duh! Semoga ia tidak marah..
Pesan  pun ku kirimkan. Aku rasa ia tidak akan membalasnay sekarang, berhubung sudah agak malam, mungkin dia sedang beristirahat. Tapi digaanku salah, nggak seberapa lama, Hanphoneku bergetar. Karena sudah malam, suaranya deringnya aku matikan.

Ternyata dari Seung Hyun! wa!
cepat-cepat kuangkat telepon itu.
"Yoboseo?" Aku menjawabnya dengan agak berbisik karena ada Jae-Hwa yang sedang tertidur, aku tak ingin membangunkannya, maka aku pergi keluar kamar untuk menelpon.
"Cindy.." Ah suaranya.. suara berat itu.. aku sudah merindukannya.
"Mianhae aku baru membalas pesanmu.."
"Tidak apa-apa, kamu belum tidur?"
"Belum, aku baru saja menonton drama di televisi dan ada sahabat lamaku menelpon.."
"Kamu suka drama juga ya?" Ujarnya.
"Iya dong, siapa yang nggak suka cerita romantis begitu.."Jawabku.
Ia tertawa di seberang sana. "Aku juga sebenarnya suka menonton drama, tapi jangan disebarkan ke media ya, ini rahasia kita."
"Jin-jja? ah akunggak percaya.."
"Coba saja test aku.." Tantangnya.
"Baiklah..sebentar aku memikirkan soalnya dulu.. hmm.. oh! di Drama Secret Garden, bagaimana mereka kembali ke tubuh semula?"
"Karena hujan.." Jawabnya.
"Wah.. baik lah satu lagi, siapa sebenarnya ayah dari Colin di drama A Gentleman's Dignity?"
"Ah tentu saja Kim Do-Jin"
"Wow! ternyata kamu benar-benar suka drama ya..! Jarang-jarang ada laki-laki yang suka, pasti kamu termasuk seseorang yang romantis ya.. pacarmu beruntung!"
"Aku belum punya pacar.." Jawabnya cepat.
"Oh, aku pikir kau punya.. katanya kamu artis..hehe" Dia terdiam sesaat, oh kurasa aku sudah berkata yang kurang enak.."Mianhae.." Ujarku.
tapi di seberang sana tetap tidak ada suara yang menyahut. "Yoboseo?" aku memanggilnya. "Yoboseo.. Seung Hyun.." Namun tetap tidak ada jawaban. Lamat-lamat ku dengarkan dengan seksama, ada suara desah nafasnya. sangat teratur. Nampaknya ia tertidur.. hmm orang yang unik..
"Good Night Seung Hyun.. mimpi indah ya.." Lalu telepon kututup.

Aku masuk ke kamar lagi dan berbaring di sofa, aku melihat Jae-Hwa masih tertidur, syukurlah aku tidak menggangunya. Aku memejamkan mataku dan terbawa kealam mimpi..

-------------------------------------------------END OF PART 7---------------------------------------------

Catatan Penulis:
Waah,, lama banget baru bisa posting lagi.. selamat membacaaaa


Betewe...
si Cindy dalam Fanfic ini bukan saya lho wakakaka


Aplikasi HP nih~

0 komentar:

Tinggalkan komentar untuk memberikan saya masukan serta kritik dan saran, saya bukan apa-apa tanpa kalian *kiss