Fanfic - Love Story Part 6

Title : Love Story Part 6
Chapter : 6/?
Char : Choi Jae-Hwa, Jang Geun Suk, Cindy
Genre : PG-13
Disclaimer : All of the fictional character belongs to ME, i made them! the story line also MINE! but the artist I mention are belong to themselves and their mother!. please subscribe!
This is Part 6. 

Part 1 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 2 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 3 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 4 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 5 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 6 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 7 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 8 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 9 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 10 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI

BONUS SCENE  1 >> KLIK DISINI
_______________________________________________________________________________

"KAMU!!" Jae-Hwa berteriak ke arah Geun Suk.
Geun Suk memandang kearah Jae-Hwa, lalu berdiri dan mencibir " Lama tak berjumpa, Choi Jae-Hwa." Ia lalu berjalan kearah dimana Jae-Hwa berdiri. Aku masih berdiri disana, mengira-ngira apa yang akan terjadi.

Geun Suk berdiri tepat didepan Jae-Hwa, tiba-tiba saja dengan gerakan cepat, ia memegang pundak Jae-Hwa dan membawanya mendekat kebadannya, lalu mencium bibir Jae-Hwa. Aku berdiri disana melihat apa yang terjadi dan merasa sangat kaget. Tangan Jae-Hwa bergerak menuju kepala Geun Suk dan mengelus-elus rambutnya, ia menekan bibirnya ke bibir Geun Suk.

Aku masih terdiam dan berdiri melihat adegan itu, akhirnya setelah beberapa saat mereka melepaskan pelukannya, dan melihatku.
"hahahahahah!!! Lihat mukanya! wah, harusnya tadi aku rekam ya!" Jae-Hwa tertawa keras.
"Kamu harus melihat mukamu tadi!" Geun Suk juga tertawa sambil memegang perutnya. Tetapi aku masih dalam keadaan shock.
"hahaha! nampaknya dia benar-benar kaget.. Sini duduk dulu," Jae-Hwa menggandeng tanganku dan mengajakku duduk di sofa. Geun Suk membuka kulkas mencari-cari air mineral yang lalu diserahkan kepadaku.
"Nih, minum dulu.." Ujarnya masih sambil menahan tawa.

Aku minum dengan cepat. "Ya..yang tadi itu apa??"
Jae-Hwa tertawa "Haha, kami memang sering membuat orang kaget seperti ini, kamu sudah korban yang kesekian.." Ia menyeringai.
"Nasi gorengnya masih ada kan? biar kusiapkan untuk Jae-Hwa.." Geun Suk berjalan ke dapur dan mulai sibuk mencari piring untuk Jae-Hwa.

Kami bertiga duduk sambil makan nasi goreng buatanku, aku mendengarkan pembicaraan mereka berdua.
"Kenapa kamu nggak bilang kalo kamu tinggal di gedung ini juga?" tanya Geun Suk.
"Aku juga nggak tahu kalo kamu mau datang.." Jawabnya dan berbalik ke arahku. "Kenapa kamu nggak bilang kalo kamu sama Geun Suk tadi waktu ku telpon?"
"Kan aku sudah bilang aku pulang bersama Mr. Jang?" Jawabku
"Tapi kan banyak yang namanya Jang di korea ini,"
"Maaf.." Ujarku.

"Apa yang terjadi padamu?" Jae-Hwa memandang Geun Suk yang terlihat selesai mandi dengan handuk yang masih berhantung dipundaknya. "Kamu nggak macem-macem sama Cindy kan?!" Ia mengepalkan tangannya kearah Geun Suk, pura-pura memukulnya.
"Memangnya kenapa kalo iya?" Geun Suk menarik lenganku dan membawa tubuhku mendekat padanya.
"Aish!!" Jae-Hwa menarikku kembali.
"Hei hei.. aku lagi makan nih!!" Kataku
"Jangan berani macem-macem sama dia ya! Dia tanggung jawabku!" Tambag Jae-Hwa.
Geun Suk hanya mencibir.
"Kamu Asistennya Geun Suk? wah, dunia memang sempit.." Kata Jae-Hwa
"Kalian saling kenal?" Tanyaku
"iya, kami sudah seperti saudara.." Jawab Geun Suk
"Jadi, kenapa kamu bisa ada disini?" Tanya Jae-Hwa kepada Geun Suk.
"Ah ceritanya panjang, besok-besok sajalah aku ceritanya. Eh nomor kakimu berapa?" Geun Suk memandangku.
""Kenapa?"
"Kamu perlu beli sepatu yang nyaman, aku juga nggak mau selalu bertelanjang kaki kalau bersama denganmu."
"Kenapa sepatumu? Kamu jatuh lagi? ada yang luka??" Jae-Hwa terlihat begitu khawatir dan mengecek kakiku
"Kamu tahu kalau dia pasti jatuh saat pakai sepatu sialan itu tapi kenapa nggak kamu belikan?" Geun Suk mengeraskan suaranya.
"Aku sudah menawarkannya, tapi dia nggak mau..Oppa~ maaf ya.." Jae-Hwa bertingkah sok imut terhadap Geun Suk. Aku tertawa melihat tingkah mereka.

Setelah selesai makan, aku membereskan piring-piring kami dan mencucinya.
"Aku balik ke flat sebentar, mengambil bir, pastinya disini kamu nggak menyediakan kan.." Kata Jae-Hwa.
"Oh, oke.."
Aku melanjutkan bersih-bersih ruang tamu saat aku melihat Geun Suk keluar dari kamarku, rupanya dia merapikan baju dan rambutnya disana.
"Sorry aku nggak bilang dulu masuk kamarmu, ini handuknya harus kujemur dimana?"
"Sini biar ku jemurkan.." Aku mengambil handuk itu dari tangannya dan menjemur di balkon.
"Jae-Hwa kemana?" Tanya Geun Suk
"Kembali ke flatnya sebentar katanya mau mengambilkanmu bir.." Jawabku sambil merapikan letak handuk.

Saat aku selesai menjawab, Jae-Hwa sudah kembali dan melemparkan sebotol bir kepada Geun Suk.
"Nih tangkap!"
Dengan cekatan Geun Suk menangkap botol yang dilemparkan kearahnya.
"Ini untukmu," Jae-Hwa menyerahkan sebotol minuman jus kalengan."Aku tahu kamu nggak minum beginian.."
"makasih..kamu pengertian sekali.."
Dan Jae-Hwa tersenyum lebar seperti biasanya.
"Maaf ya aku belum punya televisi, jadi nggak ada hiburan..." Ujarku.
"Ah nggak papa, aku juga jarang menonton televisi, kita habiskan waktu dengan cerita saja gimana?"
"Wah boleh juga, aku ingin tahu sedekat apa kalian.."
Kami duduk di sofa dan aku mendengarkan mereka bercerita tentang masa kecil mereka sambil sesekali tertawa membayangkan tingkah mereka saat masih kecil.
Sekarang aku tahu mengapa mereka begitu dekat satu sama lain. Dan mengapa terkadang Jae-Hwa selalu terlihat sedih saat ia merasa sendirian.

"Eh lihat jamnya, sudah malam rupanya. Aku harus pulang sekarang.." Geun Suk beranjak dari duduknya.
"Oh Okay.."Jawabku
"Smpai jumpa besok ya!" Ia mengelus lembut pipiku, aku  tahu ia hanya ingin membuat Jae-Hwa sebal, dan benar saja ia terlihat kesal.
"Aissh!" Jae-Hwa menarikku mendekat padanya. Geun Suk tertawa.
"Kau juga harus kembali ke Flatmu!" Geun Suk menarik kerah belakang Jae-Hwa dan menariknya keluar dari flatku. "Kami pulang dulu ya.."

***
Untuk kemudian, hari-hari berjalan lancar, tak seperti yang ku bayangkan saat pertama bertemu Geun Suk dulu di kantor Direktur Lee. Aku menyelesaikan semua pekerjaanku dengan cepat dan baik,aku pun telah mengatur acara dan jadwal untuk Geun Suk, mulai dari Fan meeting, shooting Drama, dan konsernya. Tanpa terasa, aku sudah bekerja bersama mereka selama hampir 1 setengah tahun. Sudah menjadi rutinitas bahwa setiap tahunnya diadakan liburan untuk seluruh staf dan kru kami.

Tahun ini, aku telah mengatur semuanya, aku menyewa Pulau Jeju untuk 2 minggu, ekslusif hanya untuk kami. Ini akan menjadi liburan paling menyenangkan bagi kami. Aku khusus menyewa pulau bagian selatan dan melarang segala akses masuk untuk para fans maupun paparazi. Aku mau 2 minggu ini menjadi liburan tanpa disibukkan oleh gangguan dari mereka, AKu melakukan hal ini karena Geun Suk selalu mengeluh ia tidak bisa bebas dalam kesehariannya, selalu saja ada fans dan paparazi yang mengintai.

Saat kuceritakan tentang rencanaku menyewa pulau  itu, ia sangat gembira, ia bilang bahwa ini adalah hal terhebat yang ia dapatkan.

Inu adalah bulan Maret, suasana dan cuacanya sangat sempurna, kami tiba siang hari bertepatan dengan makan siang, setelah menaruh koper-koper di kabin masing-masing, kami berkumpul di ruang makan.

Kami berjumlah 10 orang diantaranya adalah aku, Geun Suk, Direktur Lee dan beberapa staf serta kru. Anggota lainnya yang tidak ikut diberikan pula waktu berlibur untuk berkumpul bersama keluarga mereka.

Masing-masing kami memiliki satu kabin untuk satu orang. Kabin ku dan Geun Suk letaknya bersebelahan, dan sangat dekat dengan tepi pantai, pemandangannya sangat indah dari sini,

"Ayo semua, silakan makan,  ini sudah jam makan siang..!" Aku berteriak pada mereka yang sedang sibuk mengagumi tata ruang di tempat makan tersebut. Saat semua sudah duduk, aku mengatakan bahwa untuk 2 minggu kedepan adalah acara bebas, mereka bertanggungjawab atas diri mereka masing-masing, mereka bebas melakukan apa saja. " Ini adalah penghargaan untuk kalian karena telah bekerja sangat keras tahun ini.." Ujarku sebagai kata penutup dan disambut sorak sorai mereka.

Selesai makan siang, aku kembali ke kabinku untuk mulai membereskan isi koper. Belum lagi aku membuka koperku, ada suara ketukan di pintuku.
"Cindy, kamu di dalam?"
Itu Suara Geun Suk. Aku pergi ke pintu dan membukakannya. Disana sudah ada Geun Suk berdiri sambil menenteng kopernya.
"Bisakah aku tidir disini saja? kurasa ada hantu dikamarku.." Ujarnya
"Kamu mau bertukar kamar? oke..kebetulan aku belum mengeluarkan baju-bajuku.." Jawabku sambil berbalik akan mengambil koperku. Tapi kemudian aku merasakan tangannya memegang pinggangku, belum sadar dari kekagetanku, ia sudah mendorongku ke tembok dan menahan tanganku dengan tangannya yang kuat.

"He.hei..!" Aku membentaknya.
Ia mendekatkan wajahnya ke wajahku "Aku tidak ingin bertukar kamar, aku ingin kita berdua.. disini.." Bisiknya di telingaku.
"Ma..mana boleh!" Jawabku gugup. Badannya yang besar menahanku di tembok.
"Kamu nggak menginginkanku??" Tanyanya, wajahnya mendadak murung.
"Bukan.. bukan seperti itu tapi tetap saja tidak bisa.. Akan ada gosip menyebar.." Aku berusaha melepaskan diriku darinya, tapi ia terlalu kuat, tentu saja, ia laki-laki sedangkan aku perempuan.
Dorongan badannya semakin kuat, ia menekanku ke tembok, wajah kami hampir tidak berjarak.
Jantungku rasanya mau copot! aku tak pernah sedekat ini saat berhadapan dengan laki-laki.

"ckckckck.... inilah yang kutakutkan..." Sebuah suara menyadarkanku. Itu Jae-Hwa! Ia berdiri di depan pintu kabin yang belum sempat ku tutup karena serangan Geun Suk terlalu intens.
"Jae-Hwa!" Aku dan Geun Suk berbarengan menyebut namanya. Geun Suk melepaskanku, aku akhirnya bisa bernapas lega.
"Kenapa kamu bisa ada disini?" Geun Suk bertanya dengan nada agak sebal.
"Aku pemiliknya.."
"Ha????" Aku kaget
"Yang benar??" Geun Suk pun tak kalah kaget.
"Tentu saja.."
"Ooh! jadi itu sebabnya saat aku meminta pendapatmu akan kemana liburan tahun ini kamu malah merekomendasikan tempat ini.. pantas saja prosesnya nggak ribet.. ternyata kamu.." Aku tertawa. Jae-Hwa hanya tersenyum.
"Nah, sekarang nggak ada yang perlu ditakutkan, aku akan menjagamu dari monster ini.." Jae-Hwa mencubit perut Geun Suk sehingga ia kesakitan. " Ayo minta maaf!!"
"Aw aw aw!! iyaa aku minta maaf ya Cindy.." Geun Suk terlihat kesakitan lalu Jae-Hwa melepaskan cubitannya.

"Sana kembali ke kabinmu! Mulai malam ini kita tidur bersama!" Perintah Jae-Hwa. dia nggak pernah bertingkah sedewasa ini sebelumnya jika berhadapan dengan Geun Suk.
"Iyaa.." Geun Suk kembali mengakat kopernya dan dengan patuh kembali ke kabinnya.
"Kamu nggak papa kan?" Tanya Jae-Hwa
"Nggak kok, cuma agak kaget aja dengan tingkahnya..."
"Dia cuma main-main, jangan diambil hati..sudah sana kembali selesaikan apa urusanmu tadi, aku akan memarahi Geun Suk dulu.." Jae-Hwa merapikan rambutku yang sedikit acak-acakan lalu tersenyum dan berjalan kearah kabin Geun Suk. Oh ku harap Jae-Hwa nggak membunuh Geun Suk.. Pikirku.

------------------------------------------END OF PART 6-----------------------------------------------------------
Catatan Penulis:
Maaf yaaa blognya aku pisah soalnya ceritanya semakin intens nih.. hehe



ini fotonya EXO Kris, fanfic ini memang ga ada hubungannya sama EXO
tapi penggambaran sosok Jae-Hwa kira-kira mirip sama si Kris..
Jadi biar gampang bayanginnya soalnya Jae-Hwa kan tokoh fiksi..

0 komentar:

Tinggalkan komentar untuk memberikan saya masukan serta kritik dan saran, saya bukan apa-apa tanpa kalian *kiss