Fanfic - Love Story Part 9

Title : Love Story Part 9
Chapter : 9/?
Char : Choi Jae-Hwa, Jang Geun Suk, Cindy, Choi Seung Hyun
Genre : PG-13
Disclaimer : All of the fictional character belongs to ME, i made them! the story line also MINE! but the artist I mention are belong to themselves and their mother!. please subscribe!
This is Part 9. 

Part 1 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 2 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 3 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 4 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 5 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 6 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 7 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 8 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 9 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 10 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI

BONUS SCENE  1 >> KLIK DISINI
_______________________________________________________________________________

Aku membuka mata. Aku sedang tidur di sebuah ranjang.
Aku mencoba menggerakkan badanku namun tidak bisa. Hanya mataku yang bisa melihat-lihat sekeliling. Aku ada di sebuah kamar bercat krem, tapi ini bukan kamarku, ini juga bukan kamar di kabinku. Dimana aku?

Masih berusaha menggerakkan badanku namun tak ada gunanya, seluruh anggota tubuhku kaku. Dengan panik aku melihat sekeliling dengan gerakan mataku yang terbatas. Aku ada di atas ranjang berbantal pink dengan bedcover motiv zebra membungkusku. Disampingku ada kabinet berwarna putih dengan cermin kecil diatasnya.

Tiba-tiba kepalaku terasa sakit seakan-akan ditarik paksa untuk lepas dari badanku, nafasku sesak, aku mencoba mengambil nafas panjang namun tak ada sedikit pun udara yang masuk ke paru-paruku. Ditengah rasa sesak itu, aku memejamkan mata dan aku merasakan sedikit demi sedikit aku bisa bernafas lega, dengan segera aku membuka mata dan tersentak. Aku bangun dan terduduk, masih dengan nafas terengah-engah aku memandang sekitarku. Aku sedang ada di kabinku, diatas ranjangku.

"He..hei, ada apa?" tanya Jae-Hwa dengan nada khawatir, ia ikut terbangun di sebelahku, nampaknya lagi-lagi ia memindahkanku dari sofa ke ranjang.
"Ti..tidak apa-apa.." jawabku masih terengah-engah.
"Benarkah?" ia menatapku dengan perasaan khawatir.
"Cuma mimpi buruk.." aku masih terguncang, beberapa tetes keringat dingin jatuh dari keningku.

Jae-Hwa beranjak bangkit dan mengambil air mineral dari dalam kulkas. Ia kembali dan duduk di sampingku. "Nih, minum dulu.." ujarnya sambil menyerahkan botol air mineral kepadaku. Aku meminumnya dengan cepat, karena kurang hati-hati aku tercekat dan akhirnya terbatuk-batuk. Jae-Hwa memukul-mukul punggungku dengan lembut.

"Terimakasih.." ujarku.
"Memangnya kamu mimpi apa?"
"Aku juga nggak yakin.." aku menyeka keringat dari keningku. "Jam berapa ini?" tanyaku.
"Baru jam 2 dini hari. Aku baru saja memindahkanmu belum ada 10 menit.."
"Apa Geun Suk sudah kembali?" aku mencoba mengatur nafasku
"Sampai saat ini ia belum membalas pesanku, mungkin ia sudah langsung kembali ke kamar. Kalau begitu aku akan kembali ke kabinku.." ujarnya sambil beranjak bangkit.
"Jangan!" aku meraih tangannya. "Tinggalah disini, setidaknya untuk saat ini, aku masih merasa shock.."
"Oh..baiklah.." ia kembali duduk di dekatku di pinggir ranjang. "Cobalah untuk tidur lagi.."
Aku berbaring kembali di ranjang dan mencoba untuk tidur seperti yang disarankan oleh Jae-Hwa. Perlahan aku menutup mataku dan kesadaranpun mulai hilang.

Keesokan harinya..
Sekali lagi aku terbangun. Aku membuka mataku pelan-pelan, masih trauma dengan kejadian sebelumnya. Aku memicingkan mataku, melihat kabinet di dekatku. Ternyata itu kabinet kamar di kabinku. Aku menggerakkan kaki dan tanganku pelan-pelan, ternyata bisa bergerak! Ini bukan kejadian seperti tadi!

Aku duduk diranjang dan melihat sekeliling. Jae-Hwa tidak ada. Mungkin dia sudah kembali ke kamarnya, pikirku. Setelah mengucek-ngucek mata sebentar, aku berjalan ke kamar mandi. Selama mandi, aku masih memikirkan tentang kejadian tadi, apakah itu mimpi? tapi kenapa rasanya begitu nyata? lagipula, itu tadi dikamar siapa? tempat itu tampaknya asing bagiku.

Aku mendengar ketukan di pintuku saat sedang mengeringkan rambut. Aku membukanya, ternyata itu Geun Suk. Ia berdiri di depan pintuku dengan wajah lusuh, sepertinya capek sekali.
"Ooh......" ia masuk kedalam kabinku dan mendorongku kesamping pintu lalu berjalan ke ranjangku dan menghempaskan tubuhnya disana. "Aku capek sekali.." Ujarnya sambil berguling-guling.
"Kenapa?" tanyaku keheranan.
"Semalaman aku bermain poker bersama hyung-hyungku.."
"Maksudmu Hyung-mu dari Bigbang?"
"Iya.." jawab Geun Suk dengan malas-malasan.
"Tapi.. Seung Hyun bilang dia ke Seoul.."
"Oh iya, TOP-hyung dan Jiyong-sshi memang kembali ke Seoul, aku bermain bersama Daesung-hyung, Taeyang-hyung dan Seungri-sshi."

Jiyong? Siapa sih? Kemarin juga yang menelpon Seung Hyun dia kan?

"Aku nggak melihat Jae-Hwa, kemana dia?" lanjut Geun Suk bertanya sambil terus berguling-gulung kekiri dan kekanan di atas ranjangku.
"Aku juga nggak melihatnya dari aku bangun tadi.."
"Kuharap ia nggak marah karena pesannya nggak kubalas.." ujarnya. "Aku tidur disini ya! Kunci kabinku entah terselip dimana." tambahnya dan ia segera tidur. Aku hanya geleng-geleng kepala melihat tingkahnya.

Handphoneku berbunyi, ada pesan masuk. Aku meraih dan membuka isi pesannya.

Maaf aku ada rapat penting.
See you later.

Wah rupanya dari Jae-Hwa. Aku sudah akan mengetik pesan balasan, namun tiba-tiba ada panggilan masuk, nama Seung Hyun tertera di layar handphone-ku, segera ku geser lambang penerima berwarna hijau.

"Yoboseo.." suara di seberang sana menyapa.
"Yoboseo, Seung Hyun-ah"
"Kamu sedang apa?"
"Baru selesai mandi.." jawabku.
"Jam segini??" ia terdengar kaget. Aku melihat jam dinding ternyata sudah jam 11 siang.
"Jangan kaget begitu, aku jadi malu.." aku menahan rasa maluku.
"Nggak kok, maksudku bukan begitu, aku hanya kaget saja ternyata bukan hanya aku yang mandi jam segini.."
"Aku juga kalo nggak karena mimpi buruk semalam bakalan bangun pagi dan lari-lari kok.. Aku kan bukan pemalas," sanggahku.
"Iya.. Iya aku tahu.." ujarnya sambil sedikit dengan nada bercanda "Kamu mimpi apa?" lanjutnya.
"Ah nggak penting kok, cuma bunga tidur.."
"Kamu masih di Jeju?"
"Tentu saja, kan baru 3 hari.."
"Enak ya, aku sebetulnya masih ingin liburan seperti yang lainnya, tapi aku dan Jiyong harus kembali duluan."

Jiyong lagi... Pikirku.

"Apa kamu sudah makan?" tanyaku.
"Belum, apa kamu mau makan bersamaku?"
"Ha! mana mungkin bisa, kamu kan di sana, aku disini.."
"Benar juga.." lalu ia terdiam.
"Hei.. kamu nggak tidur lagi kan? Nggak sopan banget masa sedang menelpon lalu kau tinggal tidur.."
"Hahaha.. yang tadi malam ya? Mian.. aku terlalu letih, sesampainya di Seoul harus ke radio untuk promosi, lalu ke stasiun televisi juga.. Tapi yang penting aku menepati janjiku kan untuk menelpon, karena sangat tidak Gentle jika mengingkari janji walaupun hal sepele.."

"Kenapa kelihatannya kamu selalu ingin menunjukkan bahwa kamu ini sosok pria yang gentle?"
"Karena aku baca di buku, wanita kebanyakan suka dengan pria-pria gentle.."
"Memangnya menurutmu aku sama seperti wanita kebanyakan??" tanyaku dengan nada agak meninggi.
"Mianhae..Mian, bukan begitu maksudku, tapi..."

Kata-katanya terputus.
"Yoboseo??" aku mencoba memanggilnya, lalu kulihat layar handphoneku, ternyata mati!
Oh aku baru ingat, sejak kemarin siang aku belum menge-charge baterainya!
Na Oetteokhae..Bagaimana ini??

Aku mulai mencari-cari charger di tasku, setelah mencari sekitar 10 menit, aku menemukannya terselip di pinggir tas. Segera ku charge dan kunyalakan. Sembari menunggu handphoneku starting up, aku menelpon layanan room service untuk membawakanku makan, aku sudah sangat lapar!
Akhirnya starting up selesai, aku cepat-cepat mengirimkan pesan ke Seung Hyun.

Maaf, baterai handphoneku habis
akan ku charge dulu

Langsung saja pesan itu kukirimkan. Dengan hati berdebar aku menunggu balasan darinya. Tak perlu lama, tanda nada pesan masuk berbunyi dan segera kubuka.

Syukurlah, ku pikir kamu marah.
Baiklah silakan dicharge.
have a nice day

Setelah itu setiap malam dia selalu menelponku, waktunya tidak tentu tergantung dari kesibukan jadwalnya. Aku tak pernah menelponnya terlebih dahulu karena aku khawatir akan mengganggu kerjanya. Dia menelpon untuk menceritakan kepadaku apa yang dialaminya seharian itu, ia bercerita tentang makanan yang ia makan, tentang rekannya di 2NE1, karena dia tahu aku menyukai lagu-lagu mereka, dan tentu saja tentang episode drama yang hari itu diputar. Tak terasa waktu liburan 2 minggu sudah selesai, saatnya untuk kami kembali ke Seoul.

Jae-Hwa hanya bisa menemaniku sepanjang minggu pertama karena minggu kedua dia sudah disibukkan dengan rapat-rapat penting para pemegang saham. Aku bisa memakluminya, ternyata itu sebabnya terkadang saat di Seoul dia tiba-tiba menghilang. Seharusnya ia tak perlu merahasiakan jati diri dan pekerjaannya kan?

Kami sedang bersaip pulang, Geun Suk membantu mengangkat koperku karena ia sudah ditugasi Jae-Hwa untuk membantu. Sepanjang perjalanan menuju bandara, rekan-rekanku tak henti-hentinya berterimakasih atas liburan ini.

"Aku yang harusnya berterimakasih, hal ini tidak sebanding dengan perjuangan kalian selama ini.." Ujarku. Dalam beberapa jam kami tiba di Seoul dan berpisah, masih ada waktu 3 hari lagi sebelum kembali aktif di kantor. masing-masing dari mereka sudah kembali. Aku masih menunggu Geun Suk yang sedang mengambil mobil di basement parkir bandara. Tiba-tiba ada sebuah mobil hitam berhenti dihadapanku. Kaca mobil dari bagian penumpang perlahan turun dan sebuah wajah muncul dari baliknya.

"Yo!"
"Seung Hyun-ah!" aku terkejut, ternyata orang di dalam mobil itu adalah Seung Hyun.
"Cepat masuk!" ujarnya.
"Ta..tapi aku sedang menunggu Geun Suk.."
"Nanti aku yang menghubunginya, cepat masuk sebelum terlihat fans!" supirnya dengan sigap membukakan pintu untukku dan memasukkan koperku ke bagasi lalu kami melaju pergi.
Kulihat ia sibuk mengetik pesan di Handphonenya. "Nih aku sudah bilang ke Geun Suk kalau aku menjemputmu.." ia menunjukkan sebuah pesan terkirim ke nomor Geun Suk.
"Kita mau kemana?"
"Tentu saja ke apartemenmu.."
"Eeeeh????"
"Kenapa? Kamu terlihat kecewa, apa mau dinner dulu?" ia bertanya sambil menatapku. Oh matanya yang tajam serasa menusuk.
"Nggak, tadi sudah makan.."
"Baiklah, tunjukkan jalannya.." lalu aku memberikan instruksi kepada supirnya untuk menuju ke apartemenku.

Handphone Seung Hyun berbunyi.
"Yoboseo! Oh Jiyong-ah.. Aku mungkin pulang agak malam ya, ada urusan sedikit.. iya.. iya.. aku tahu.. iya.. iya..baiklah, kututup telponnya, bye!"

Ingin sekali rasanya aku menguping pembicaraan itu setelah Seung Hyun menyebutkan nama itu. Jiyong.. Siapa sih. Tapi rasanya nggak pantas jika aku bertanya-tanya.

"Baiklah kita sampai, ini gedung apartemenku.."
"Mari ke flatmu." ujarnya singkat lalu dengan sigap ia membuka pintu mobil, menungguku keluar lalu menarik tanganku masuk ke dalam gedung. Nampaknya ia sudah sangat terlatih untuk menghindari media dan fans. Geun Suk perlu belajar dari dia nih. pikirku.
"Ta..tapi koperku?"
"Nanti supirku yang membawanya" kami berdua buru-buru masuk kedalam gedung. Seung Hyun berhenti sebentar dan melihat sekeliling. "Wah, ternyata tempat ini lumayan sepi juga ya!" ujarnya.
"Tentu saja, makanya Geun Suk ikut pindah kemari, flatnya ada di lantai yang sama denganku, fans tidak ada  yang tahu kepindahannya kemari." aku menjelaskan, Seung Hyun hanya mengangguk-angguk sambil tetap melihat-lihat keadaan.

Kami sampai di depan flatku. Setelah membuka pintunya, aku mempersilakan Seung Hyun masuk.
"Flatnya lumayan luas ya!" ia kelihatannya sangat tertarik, lalu membuka korden dan jendela. "pemandangan dari sini juga bagus!"
"Yah, begitulah, aku beruntung Jae-Hwa mendapatkan flat ini.." aku menyerahkan sebotol juice kepada Seung Hyun.
"Jae-Hwa itu kayanya suka padamu.." ujar Seung Hyun tiba-tiba, aku yang pada saat itu sedang meminum juice jadi tersedak dan terbatuk-batuk.
"Ah mana mungkin..  Kami adalah sahabat.." aku menjawab sambil terbatuk. Seung Hyun mendekat dan menepuk-nepuk punggungku.
"Kamu ini sering sekali tersedak, nanti bisa cepat mati.." protesnya, lalu ia membuka kulkasku dan mengambil air mineral. "Nih, minum air mineral saja.."

Aku duduk di sofa dan meminum air yang diambilkan oleh Seung Hyun. Ia masih berkeliling flatku dan sambil sesekali takjub atas apa yang ditemukannya. Misalnya saat ia ke kamar mandiku dan menemukan beberapa mainan apung berbentuk bebek yang kususun rapi di buffet, ia menjadi sangat hiseris. Begitu pula saat ia masuk ke kamarku. Disana juga terpampang beberapa mainan koleksi yang sengaja ku kumpulkan selama aku ada di Korea.

Mainan-mainan koleksi berbentuk beruang kecil-kecil dengan berbagai pose serta jenis profesi itu ku susun rapi dengan background latar kota yang kubuat dengan menggunakan Lego. "Woaah! koleksimu bagus-bagus! lihat yang ini, dia adalah suster! wah! lihat yang ini juga! seorang pilot!" begitulah komentarnya sembari memegang-megang beruang-beruang kecil itu. Aku hanya tertawa melihat tingkahnya yang kekanak-kanakan.

"Kamu tau, aku juga mengoleksi mainan, mungkin suatu saat akan kutunjukkan!" Ujarnya bersemangat dengan senyum berseri-seri. Seung Hyun, wajahnya memang tidak lebih tampan daripada Jae-Hwa atau Geun Suk, tapi dia terlihat sangat manly. Garis rahangnya yang tegas itu kurasa sangat sexy! bibirnya tipis, matanya tajam bagai elang. Saat ini ia memakai sweater berwarna hitam dan jeans biru, dadanya terlihat bidang. Mataku masih saja mengawasinya ketika tanpa aku sadari ia juga sedang memandang ke arahku.

"Lagi-lagi kamu melamun.." ujarnya. Aku yang kepergok begitu langsung membuang muka dan melihat kearah lain, namun tiba-tiba ia meletakkan tangannya di kedua pipiku dan membawa wajahku untuk kembali menatap padanya. "Jangan melihat kearah lain, lihat aku saja!" matanya memandang tajam kearahku, alisnya yang tebal membentuk garis tegas. Dengan tangannya masih ada di pipiku, ia perlahan menariknya, membawa wajahku mendekat kearah wajahnya. Pikiranku berkata untuk melepaskan diri darinya, namun badanku tidak mau diajak bekerja sama.Wajahku dan wajahnya semakin mendekat perlahan, tangannya yang tadi berada di pipiku, salah satunya telah berpindah ke leherku, membwa tubuhku semakin dekat.

Namun tiba-tiba suara bel pintuku menyadarkan kami dari atmosfer penuh feromon cinta. Aku menarik lepas tangan Seung Hyun dari badanku dan pergi ke depan untuk membukakan pintu. "iyaa.. siapaa?" aku bertanya namun tidak ada jawaban. Aku membuka pintu, dan melihat sesosok orang yang sangat ku kenal.

"Alan!!" aku memanggil namanya.
"Cindy!" ia lalu memelukku erat. "Oh aku kangen sekali!"
"He..hei! sesak napas nih!" aku berusaha melepaskan pelukannya. "Mari masuk dulu.." lalu ia mengangkat koper nya dan membawanya masuk ke flatku. Saat sedang menuju ruang tamu, ia bertatap mata dengan Seung Hyun yang kala itu sedang ada di kamarku masih bermain dengan koleksi mainan-mainanku. Namun Seung Hyun hanya melengos sinis dan kembali memainkan beruang-beruang itu.
Alan memandang ke arahku dan berdehem, suasana diantara kami jadi sedikit canggung.
"Silakan duduk.." ujarku sambil mencarikan kaleng juice di kulkas dan memberikannya pada Alan. "Kenapa datangnya tiba-tiba?" aku bertanya padanya.
"Tadinya aku ingin memberikan kejutan, tapi saat aku ke tempat Jae-Hwa rupanya dia tidak ada, dan kebetulan aku ingat dia pernah bilang kalau flatmu disebelahnya, jadi aku kesini saja.." jawabnya.

Aku melihat Seung Hyun yang sedikit mengintip dan menguping pembicaraan kami, namun tentu saja ia tidak mengerti karena aku memakai bahasa negaraku dengan Alan.
"Kenapa dia bisa ada disini? dia TOP dari Bigbang kan?" tanya alan sambil mengisyaratkan pandangannya ke arah Seung Hyun yang aku rasa sedang berpura-pura masih bermain, namun tentu saja mendengar namanya disebut telinganya pasti akan dipertajam untuk menguping.
"Kamu tau?" tanyaku
"Tentu saja, rata-rata murid di tempat lesku nge-fans dengannya."
"Dia sahabatku, kami bertemu saat sedang di Pulau Jeju, ah dan Jae-Hwa masih ada di sana ia sedang ada rapat pemegang saham.. Tau nggak? Jae-Hwa itu bos besar lho!" Aku bercerita panjang lebar.
"Ah yang benar? aku nggak tau, sumpah! Wah ternyata orang seperti dia itu bos ya? haha" kami berdua tertawa terbahak-bahak.

"Ehem!" Seung Hyun tanpa kami sadari sudah berdiri di dekat kami. "Dia siapa?" tanyanya kepadaku dalam bahasa Korea.
"Aku Alan. Senang berkenalan denganmu." Alan memperkenalkan dirinya dengan bahasa Korea juga dan mengulurkan tangannya ke Seung Hyun.
"Oh.." Seung Hyun menyambut tangan Alan. "Dan kamu pasti sudah mengenalku kan?" ia meninggikan nada bicaranya, Alan hanya mengangguk.
Seung Hyun lalu duduk disebelahku, namun tidak diantara aku dan Alan, dan memegang tanganku. Nampaknya ia sedang menujukkan dominasinya terhadapku.
Alan berdehem, lalu dengan gerakan canggung ia minum juice yang kuberikan. Kami bertiga kemudian terdiam.
Suara bel dari pintuku menghentikan aura kecanggungan yang terjadi diantara kami, aku melepaskan genggaman tangan Seung Hyun lalu berjalan menuju pintu. Saat kubuka rupanya itu adalah Jae-Hwa.
Wah kebetulan apa ini, kenapa orang-orang ini selalu muncul disaat-saat yang sangat tepat? pikirku.

"Oh, Jae-Hwa, bukannya kamu masih di Jeju?"
"Aku baru saja sampai, ada siapa di dalam?"
"Seung Hyun dan Alan.."
"Alan??" lalu Jae-Hwa buru-buru masuk kedalam untuk bertemu dengan sahabatnya. "Hey my Bro!" Jae-Hwa bersorak kegirangan saat melihat Alan, mereka saling berpelukan layaknya sahabat yang sudah lama tidak bersua.

"Katanya kamu sedang di Jeju? aku tadi sudah ke flatmu tapi kosong.." ujar Alan.
"Iya ini aku baru saja sampai.."
lalu mereka mengobrol dengan santainya, seakan-akan tidak menyadari kehadiranku dan Seung Hyun.
Seung Hyun mendekat padaku, dia berdiri disampingku lalu melingkarkan tangannya di pinggangku. Aku sangat terkejut!
Tiba-tiba percakapan antara Jae-Hwa dan Alan terhenti saat menyaksikan adegan itu. Mereka memandang tajam kearah Seung Hyun yang dibalas pula dengan tatapan ala elang miliknya. Suasana kembali menjadi canggung.

"wahh coba lihat sudah jam berapa ini, pantas saja aku mengantuk sekali.." lalu aku pura-pura menguap menandakan bahwa aku benar-benar capek. "mungkin sudah saatnya kalian kembali pulang.." lanjutku.
Tidak ada tanda-tanda bahwa mereka ada yang mau mengalah untuk keluar dari pintu. Tangan Seung Hyun yang ada di pinggangku, ku tarik kearah pintu keluar, akus empat melihat senyum puas terbentuk di bibir Jae-Hwa lalu aku menarik tangannya juga "kamu juga pasti capek, sana kembali ke flatmu!"

"Eeeehhh,,,,!!!!!" Jae-Hwa yang sedang kuseret nampaknya juga memegang tangan Alan dan membawanya serta. Akhirnya mereka bertiga sudah keluar dari flatku.
"Akan kutelpon nanti.." ujar Seung Hyun lalu membelai pipiku dan mendaratkan kecupan di keningku yang membuat Jae-Hwa dan Alan terperangah. Aku merasakan wajahku memerah, dan mengangguk.
Mereka kembali ke tempatnya masing-masing. Aku menutup pintu dan bersandar di dinding.

"Susah juga ternyata kalau punya banyak teman cowok.."
Aku merasa sangat capek, setelah mencuci muka dan membereskan ruang tamu, aku bersiap tidur.
"Tuhan, Semoga besok lebih baik dari pada hari ini.." doaku terucap sebelum mata kupejamkan.

-------------------------------------------END OF PART 9---------------------------------------------

PHOTO W KOREA MAGAZINE
Credit To : - PiNKHEART :"> @ Facebook

0 komentar:

Tinggalkan komentar untuk memberikan saya masukan serta kritik dan saran, saya bukan apa-apa tanpa kalian *kiss

Fanfic - Love Story Part 8

Title : Love Story Part 8
Chapter : 8/?
Char : Choi Jae-Hwa, Jang Geun Suk, Cindy, Choi Seung Hyun
Genre : PG-13
Disclaimer : All of the fictional character belongs to ME, i made them! the story line also MINE! but the artist I mention are belong to themselves and their mother!. please subscribe!
This is Part 8. 

Part 1 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 2 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 3 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 4 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 5 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 6 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 7 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 8 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 9 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 10 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI

BONUS SCENE  1 >> KLIK DISINI
_______________________________________________________________________________

Kami berjalan kaki menuju ke restoran di resort ini. Cuacanya tidak terlalu panas meskipun siang hari, itu mungkin karena angin yang bertiup juga cukup kencang dan membawa rasa sejuk dari laut. Setelah sampai, kami memilih tempat duduk yang ada di dekat jendela. Aku duduk di dekat jendela, disebelahku duduk Jae-Hwa dan Geun Suk duduk di seberang kami.

Setelah memilih-milih makanan yang ada di menu, kami menunggu masakan jadi sambil mengobrol-ngobrol. Sesekali aku melihat keluar jendela, pemandanganya sangat indah, ada taman dengan rerumputan hijau disebrang sana. Saat makanan pesanan datang, langsung saja kami mulai makan.

Saat sedang asyik makan, tiba-tiba saja Geun Suk berdiri.
"Maaf, rasanya aku melihat Hyung ku, aku keluar dulu sebentar ya.." Ujarnya sambil berjalan menuju pintu keluar. Aku dan Jae-Hwa melanjutkan makan kami. Tak seberapa lama, ia kembali dengan diikuti 5 orang dibelakangnya.
"Jae-Hwa, Cindy, perkenalkan, mereka ini hyung ku..mereka adalah BigBang!" Ujar Geun Suk begitu ia sampai di meja kami. Aku melihat kearah mereka.
"Ini GD, G-Dragon nama nya.." Ia menunjuk ke cowok berambut pirang, tidak terlalu tinggi.
"Hi.!" sapa nya dan mengulurkan tangan kearahku dan Jae-Hwa. Kelihatannya ia orang yang sangat ceria sekali.
"Dan ini Taeyang.." Geun Suk menunjuk ke arah cowok dengan rambut hitam bermodel mohawk. Ia hanya tersenyum, sampai matanya menyipit.
"Dia Daesung.." Tunjuk Geun Suk ke seorang cowok dengan wajah yang terlihat tengil.
"Senang berkenalan denganmu!" Ujarnya sambil mengangkat tangannya.
"Ini Seungri" Geun Suk menunjuk kearah cowok dengan muka imut, ia tersenyum ceria.
"dan yang disana itu.." tunjuk Geun Suk kearah seorang cowok yang berdiri agak jauh dari kerumunan kami. "Namanya TOP." Lanjut Geun Suk. Aku memandang kearah yang ditunjukknya. Seketika itu juga aku kaget! ternyata dia Seung Hyun!

Ia berjalan mendekat. Aku masih kaget dan ternganga.
"Halo. Dunia ini sempit ya!" Ujarnya sambil tersenyum. Oh aku merindukan suaranya yang berat itu. Aku menjawabnya dengan anggukan dan senyum kikuk.
"Oh! Hyung sudah kenal Cindy?" Tanya Geun Suk kaget.
"Tentu saja, kami bertemu pagi tadi.." Jawabnya sambil memadangku lekat-lekat. Karena gugup aku meminum jus ku cepat-cepat dan tersedak. Aku terbatuk-batuk.
"Maaf permisi sebentar." Seung Hyun berkata kepada Jae-Hwa supaya ia berdiri dan lalu duduk di sebelahku sambil menyerahkan botol air mineral yang rupanya sedari tadi dibawa olehnya. "Nih diminum, pelan-pelan.." Katanya kepadaku. Sesuai instruksinya, kuminum air mineral itu berlahan sampai akhirnya tenggorokanku kembali normal.
"Te..terimakasih.." Ujarku padanya.
"Apa kalian sudah selesai? Aku ingin mengajak Cindy keluar" Seung Hyun bertanya pada Jae-Hwa.
"Si..silakan." Jawabnya dengan sedikit kikuk.
"Yuk!" Seung Hyun meraih tanganku dan menarikku keluar dari kafe. Gerakannya tegas dan lugas tapi terlihat sangat hati-hati, sepertinya ia tak ingin menyakiti pergelangan tanganku.

Sesampainya diluar, ia melepaskan tanganku.
"Bagaimana tenggorokanmu? sudah baikan?" Tanyanya.
"Iya, terimakasih ya, nanti airmu ku ganti.." Jawabku
"Ah, jangan, akan sangat memalukan jika perempuan membelikanmu barang-barang, walaupun cuma air mineral.. rasanya tidak Gentle." Ia menyisir rambutnya dengan jari-jarinya yang panjang. "Airnya masih ada?" Ujarnya.
"Masih.."Aku mengangkat botol air mineral yang sedaritadi kubawa. Ia meraihnya dan meminumnya sampai habis. Aku hanya bisa melongo.
"Nah, dengan begini tidak ada yang bisa minum bekas bibirmu." Ia lalu membuang botol tersebut di bak sampah. Aku masih melongo, masih mencerna kata-katanya barusan. "Kau mau berjalan-jalan?"
Aku mengangguk.

Kami berjalan di pinggir pantai. Anginnya cukup keras, beberapa kali aku serasa ikut terbawa terbang dan berjalan dengan limbung, Seung Hyun selalu membantuku menyeimbangkan diri.
"Kamu apanya Geun Suk?" Ia bertanya.
"Oh aku asistennya.."
"Pasti susah ya menjadi asistenya.." Seung Hyun tertawa geli.
"Haha,,begitulah, apa lagi jika ada kegiatan pagi, sangat susah membangunkannya." Kamu berdua tertawa. Handphoneku berbunyi tanda ada pesan masuk.

Kamu dimana?

Rupanya dari Jae-Hwa. Langsung ku balas.

Aku berjalan-jalan di pinggir pantai bersama TOP.
Ada apa?

"Dari siapa?" Tanya Seung Hyun
"Jae-Hwa, dia tanya aku sedang dimana.."
"Jae-Hwa itu siapa? Maksudku, apa hubungannya denganmu?"
"Oh, dia teman dari temannya kakakku, susah menjelaskannya.."
"Ceritakan saja, aku senang mendengarmu bercerita.." Seung Hyun duduk di pasir pantai dan menarikku juga untuk duduk di sebelahnya. Lagi-lagi handphoneku berbunyi.

Cuma penasaran saja.
Hati-hati ya..

"Jae-Hwa lagi?" Seung Hyun bertanya. Kujawab dengan anggukan. "Seharusnya ia tak perlu kuatir, apakah mukaku terlihat seperti orang jahat?" Seung Hyun mengubah mimik mukanya menjadi sok serius.
"Sejujurnya sih... iya." Jawabku dan tertawa. Seung Hyun menggembungkan pipinya nampaknya tanda bahwa ia sedang sebal. Aku makin tertawa melihat tingkahnya, sangat lucu!
Ku letakkan kedua tanganku di pipinya lalu menekannya. Kami berhenti pada posisi itu..
Ia menatapku, akupun sedang melihat kepadanya.
"Ah, eh maaf.." Ujarku cepat-cepat menurunkan tanganku dari pipinya. Ia berdehem.
"Jadi, bagaimana ceritanya?" Ujarnya setelah beberapa saat kami sempat salah tingkah.
"Aku punya seorang kakak laki-laki, namanya Ethan, Ia punya teman akrab namanya Alan, nah Jae-Hwa adalah sahabat Alan, jadi selama aku di Korea, aku adalah tanggung jawab Jae-Hwa.."
"Hmm..begitu. Syukurlah." Seung Hyun menghela nafas.
"Memangnya kenapa?"
"Aku pikir dia pacarmu, aku jadi merasa sudah menculik pacar orang dan itu sangat tidak gentle.." lagi-lagi ia menyisir rambutnya dengan tangan. Tiba-tiba handphonenya berbunyi. "Maaf sebentar ya.." Ujarnya dan berdiri lalu pergi agak jauh "Yoboseo.. ada apa Jiyong-ah?" hanya itu yang dapat ku dengar, suara angin menghalangi telingaku untuk menguping lebih jauh. Akhirnya Seung Hyun kembali berjalan kearahku. "Mianhaeyo.. Aku harus kembali ke kabinku, kami sudah akan bersiap pulang, Jiyong baru saja menelponku.."

Jiyong? Siapa dia?..pikirku.

"Baiklah, tidak apa-apa,." Aku menjawab dengan tersenyum.
"Berapa nomor ponselmu? akan ku telpon begitu aku tiba di Seoul.." Ia mengulurkan tangannya membantuku bangun. Aku menyerahkan kartu namaku padanya, Sebagai seorang eksekutif aku selalu membawa kartu nama kemanapun aku pergi. "Terimakasih" Jawabnya. "Aku antar kau kembali ke kabinmu.." dan kami berjalan kearah kabin perusahaanku berada. Sepanjang perjalanan ia menggenggam tanganku, aku pun heran, mau-maunya bergandengan dengan orang yang bahkan aku baru mengenalnya tadi pagi. Sesampainya di depan gerbang, ia masih menggenggam tanganku.
"Baiklah, kamu sidah sampai, aku akan kembali ke kabinku sekarang.." Ia menghela nafas. "Aku akan menghubungimu."Tambahnya. Aku mengangguk.

Ia mengeratkan genggamannya, lalu menghela nafas sekali lagi dan ia berbalik pergi. Agak sedih rasanya, melihat punggungnya menjauh dari pandangan mataku. Aku berjalan masuk dan menuju ke kabinku. Aku melihat ke arah kabin Jae-Hwa dan Geun Suk, pintunya tertutup, begitu pula jendelanya. Nampaknya mereka belum pulang.

Ku buka pintu kabinku, lalu berjalan ke arah ranjang dan menghempaskan diriku diatasnya. Aku melirik jam di kabinet, ternyata sudah jam 5 sore. Aku berguling ke kanan dan ke kiri. Masih mencoba mengerti perasaan apa ini, saat aku melihat Seung Hyun berbalik dan pergi, rasanya hatiku perih. Tapi kenapa? Bukankan aku baru saja mengenalnya? Sebaiknya aku mandi dulu untuk mendinginkan kepalaku.

***

Selesai mandi, aku melihat sensor Handphoneku berkedip, tanda bahwa ada pesan dan telepon masuk. Setelah membuka kode penguncinya kulihat ternyata ada 3 pesan dan 5 panggilan tak terjawab. Aku membuka pesannya terlebih dahulu, ternyata dari Seung Hyun dan Jae-Hwa.

Kami akan berangkat sekarang,
nanti ku telpon boleh kan?

Pesan itu dari Seung Hyun, dan aku membuka 2 pesan berikutnya dari Jae-Hwa.

Kamu sudah kembali?

dan satu pesan lagi..

Kamu dimana? kenapa tidak membalas?

dan bisa ditebak bawah 5 panggilan tak terjawab adalah milik Jae-Hwa. benar saja, begitu ku buka laporannya ternyata memang benar panggilan darinya. Aku baru saja akan menelpon balik ketika pintuku diketukdengan tidak sabaran.

"Yaa!! tunggu sebentaar!" Aku berteriak menyahut.
"Cindy kamu didalam??" Ternyata Jae-Hwa.
"Iya! Sebentar aku bersiap dulu!!" Tentu saja aku nggak bisa keluar dengan begini, aku baru saja selesai mandi, badanku hanya berbalut handuk, mana bisa aku membuka pintu dengan keadaan seperti ini. Dengan secepat kilat aku berpakaian, handuk masih ku pakai untuk mengeringkan rambut dan aku membuka pintu.
"Maaf aku sedang mandi saat kamu mengirim pesan dan menelpon.." Ujarku padanya sesaat setelah aku membuka pintu.
"Oh syukurlah! kupikir kau kenapa-kenapa.." Ia langsung memelukku, sangat erat sampai aku berasa sesak. Namun harum parfumnya yang beraroma vanilla manis itu sedikit membuat tenang.
"A..aku baik-baik saja..ufff,,"Aku mencoba menjauhkan badannya dariku. "Kamu habis darimana?" Tanyaku mengalihkan.
"Aku berjalan-jalan di pertokoan, Geun Suk sedang bersama para Hyung-nya tadi.. Tapi Syukurlah kalau kamu nggak kenapa-kenapa.." Ia memandangku lekat-lekat. Aku jadi salah tingkah. "Kamu mau makan malam sekarang?" Tanya-nya.
"Sekarang?" Tanyaku.
"Kalau kamu mau.."
"Tapi Geun Suk masih pergi.."
"Jangan khawatirkan dia, dia kan sudah besar.."
"Tapi kamu menghawatirkanku.."Jawabku.
"Kan mau perempuan, wajar jika aku menghawatirkamnu..lagi pula aku.." Kata-katanya terhenti tiba.tiba. Ia berdehem. "Jadi bagaimana?"
"hmm..bolehlah, aku siap-siap dulu.."
"Oh nggak perlu, kita bisa makan disini." Cegah Jae-Hwa.
"Disini?"
"Iya, kita bisa pakai layanan room service, memang tidak masuk dalam pesanan paketmu tapi ini kan resort milikku, aku bisa ngapain aja.." Jawabnya sambil tersenyum manis.
"Whoaa.. jadi kau benar-benar pemiliknya ya.." Aku takjub.
"Kau masih tidak percaya??"
"haha.. bukan begitu, hanya saja, selama aku mengenalmu, kamu nggak pernah bercerita banyak tentang pekerjaanmu, sampai-sampai aku pernah  berfikir bahwa kamu itu gengster.." Jawabku.
"hmmm..." Jae-Hwa hanya menggumam.
"Mianhae,."
"Nggak papa kok, aku akan menghubungi room service.." Jae-Hwa masuk ke dalam dan meraih telepon yang ada di kabinet. Aku menutup pintu dan melanjutkan mengeringkan rambut lalu menyisirnya. Entah sudah berapa kali aku bilang bahwa aku bersyukur memiliki rambut pendek, karena sangat praktis..

Aku mengeringkan rambut sambil duduk di sofa, Jae-Hwa selesai menelpon dan duduk disebelahku.
Ia berdehem." Jadi, tadi kau kemana saja dengan TOP?" Tanyanya
"oh? Seung Hyun? kami cuma berjalan-jalan di sepanjang pantai.." Jawabku.
"Seung Hyun?"
"Iya. itu nama aslinya. TOP hanyalah nama panggung, ia mengenalkan diri padaku pertama kali dengan nama Seung Hyun, jadi agak susah bagiku untuk menyebutnya dengan TOP.."
"Oh..begitu ya.."
"Ada apa?" tanyaku
"Oh tidak.. jangan dipikirkan.." Ujarnya, lalu terdengar suara ketukan.
"Room Service.." Ujar orang tersebut.

"Ah ,makanan sudah datang.." Jae-Hwa membukakan pintu. Lalu masuklah 4 orang berseragam hotel membawakan 4 nampan besar. Mereka menatanya di meja. Aku sangat terkesima. Aku mendekati Jae-Hwa dan berbisik.
"Eh, apa ini tidak terlalu mewah? nanti kamu merugi loh.." Ia hanya membalas dengan senyum.
Aku melihat ada seorang perempuan diantara keempat orang tadi, aku memperhatikannya lekat-lekat.

"Kim Yoo Mi??" Aku menyapanya. Ia melihatku dan nampak kaget sama sepertiku.
"Cindy!!"
"Waaa...!!" Kami melonjak kegirangan dan saling berpelukan.
"Cindy-ah.. kamu kemana saja, aku mencoba menghubungimu tidak pernah nyambung.." Ujarnya kepadaku setelah kami melepaskan pelukan.
"Mian, aku sudah mengganti ponselku.."
"huu..jahat sekali sampai tidak memberi tahu aku.." Ia menoyor kepalaku pelan.
"Ehem!" Jae-Hwa bedehem.
"oops! Maaf,.." Ujarku. Sedangkan Yoo Mi membungkukkan badannya.
Jae-Hwa mengibaskan tangannya, memberikan isyarat kepada para pelayan untuk pergi. Mereka membungkukkan badan dan keluar dari kabinku.
"Ya! Yoo Mi-ya.. Tunggu sebentar.." Ujarku dan mengejar keluar. "Nih kartu namaku, hubungi aku ya.."
"waah nampaknya kamu sudah benar-benar jadi eksekutif ya sekarang, punya kartu nama segala.." Ujarnya. "Kalau Shift ku sudah selesai nanti ku hubungi ya! Bye!"

Yoo Mi pergi menjauh dan aku kembali ke kamarku. Jae-Hwa sudah menunggu, ia duduk di sofa sambil melipat tangannya di dada. Aku jadi tidak enak padanya.
"Kau kenal dengannya?"
"Iya,. dia kenalanku, aku bertemu dengannya setengah tahun yang lalu saat itu dia sedang diserang dua pemuda di gang kecil, aku pernah cerita kan?"
"Oh..makanya kau melemparkan handphone pemberianku itu sampai rusak?" Ia mengangguk tanda mengerti.
"Iya, sejak itu kami tidak pernah bertemu lagi, baru kali ini."
"Baiklah, mari kita makan saja.." Ujarnya sambil mengambilkanku piring. Malam itu kami makan berdua, sudah lama kami tidak seperti ini, karena pasti ada Geun Suk yang makan bersama kami.
Ya, akhirnya Geun Suk ikut pindah ke apartemen ku dan Jae-Hwa, alasannya agar lebih dekat dengan ku, asistennya.

Kami sudah selesai makan, aku menumpuk piring-piring kotornya agar mudah dibereskan oleh pelayan kamar, sedangkan Jae-Hwa tidur-tiduran di ranjangku.
"Apa nggak sebaiknya kamu kembali ke kabinmu?" Tanyaku.
"Nanti saja, aku akan kembali kalo Geun Suk sudah balas pesanku, nanti kalau aku kembali ke kamar duluan dia pasti menggodamu lagi.." Jawabnya.
"Hmm.. ya terserah deh.." Aku mengambil remote dan menyalakan televisi lalu duduk di sofa. Ada acara drama yang tidak boleh kulewatkan.
"Nonton apa sih? kelihatanya serius sekali.."
"Drama, judulnya Rooftop Prince.. Aku kan fans nya Yoochun.." Jawabku tanpa mengalihkan pandangan dari televisi.
"Yoochun ya.."
"Stt..diam dulu aku sedang nonton.."

Aku sedang asyik menonton ketika handphoneku bunyi, Jaw-Hwa meraihnya karena kuletakkan di kabinet dekat ranjang. Ia melihat ke layarnya untuk melihat siapa yang menelpon.
"Nih, nggak ada nama displaynya, nomornya sepertinya belum kamu simpan.." Ujarnya sambil menyerahkan handphoneku kepadaku.

Ku geser tombol di layarnya untuk menerima telepon.
"Yoboseo..?"
"Cindy-ah! Aku sudah selesai shift nih.."
"Ah.. Yoo Mi-ya, kamu masih di lokasi resort?"
"Aku sudah mau pulang, kebetulan aku besok akan ke Seoul, aku sudah jadwalnya libur nih, dan ingin bertemu mamaku.."
"Yaah, padahal aku ingin ditemani oleh sesama perempuan, disini aku dikelilingi laki-laki.."
"Bukankah malah asyik? haha.." Yoo Mi tertawa diseberang sana.
"Ah kamu bisa saja, aku disini masi sampai 2 minggu, kamu di Seoul sampai kapan? kita nanti janjian ketemu ya.. aku ingin ngobrol banyak.."
"Araseo..kamu hubungi saja aku saat kamu sampai di Seoul, nomorku disimpan, jangan mentang-mentang sudah jadi eksekutif terus hanya nomor-nomor tertentu yang kamu tambahkan ke kontak.."
"haha.. baiklah akan ku simpan nanti."
"Ok, sudah dulu ya Cindy-ah, ku tunggu kabarmu selanjutnya.." Dan telpon pun kami akhiri.

Aku kembali menonton televisi namun ternyata siaran dramanya sudah berakhir, tinggal adegan-adegan "NG" (Not Good = Dibuang Sayang) yang lucu-lucu itu. Aku melihat kearah Jae-Hwa yang ternyata sudah tidur di ranjangku, kepalanya tidak memakai bantal, ia hanya tidur begitu saja, tanpa selimut pula.

Setelah adegan "NG" berakhir, aku mendekati Jae-Hwa. Tidurnya nampak pulas sekali. Aku mengangkat kepalanya pelan dan menyelipkan bantal, lalu menyelimutinya dengan bedcover. Nampaknya aku harus tidur di sofa nih..
Setelah mengurus Jae-Hwa, aku mengunci pintu dan mengambil bantal satu lagi di samping Jae-Hwa, lalu bersiap tidur di sofa. lampu juga kumatikan, cahaya hanya ada dari televisi yang sengaja kubiarkan menyala. Sebelum memejamkan mata, sekali lagi aku melihat ke handphoneku. Sebenarnya aku menunggu telepon dari Seung Hyun.

Aku membuka pesan terakhir yang ternyata belum ku balas saat ia menanyakan apakah boleh menelpon!! OH! pasti dia berfikir aku tidak mau ditelpon! aduh bagaimana ini! Aku jadi bingung sendiri. akhirnya aku menuliskan pesan balasan kepadanya.

Kamu boleh menelpon kapan saja.
tidak perlu meminta persetujuanku :)
Sudah sampai di Seoul?
Selamat tidur..

Duh! Semoga ia tidak marah..
Pesan  pun ku kirimkan. Aku rasa ia tidak akan membalasnay sekarang, berhubung sudah agak malam, mungkin dia sedang beristirahat. Tapi digaanku salah, nggak seberapa lama, Hanphoneku bergetar. Karena sudah malam, suaranya deringnya aku matikan.

Ternyata dari Seung Hyun! wa!
cepat-cepat kuangkat telepon itu.
"Yoboseo?" Aku menjawabnya dengan agak berbisik karena ada Jae-Hwa yang sedang tertidur, aku tak ingin membangunkannya, maka aku pergi keluar kamar untuk menelpon.
"Cindy.." Ah suaranya.. suara berat itu.. aku sudah merindukannya.
"Mianhae aku baru membalas pesanmu.."
"Tidak apa-apa, kamu belum tidur?"
"Belum, aku baru saja menonton drama di televisi dan ada sahabat lamaku menelpon.."
"Kamu suka drama juga ya?" Ujarnya.
"Iya dong, siapa yang nggak suka cerita romantis begitu.."Jawabku.
Ia tertawa di seberang sana. "Aku juga sebenarnya suka menonton drama, tapi jangan disebarkan ke media ya, ini rahasia kita."
"Jin-jja? ah akunggak percaya.."
"Coba saja test aku.." Tantangnya.
"Baiklah..sebentar aku memikirkan soalnya dulu.. hmm.. oh! di Drama Secret Garden, bagaimana mereka kembali ke tubuh semula?"
"Karena hujan.." Jawabnya.
"Wah.. baik lah satu lagi, siapa sebenarnya ayah dari Colin di drama A Gentleman's Dignity?"
"Ah tentu saja Kim Do-Jin"
"Wow! ternyata kamu benar-benar suka drama ya..! Jarang-jarang ada laki-laki yang suka, pasti kamu termasuk seseorang yang romantis ya.. pacarmu beruntung!"
"Aku belum punya pacar.." Jawabnya cepat.
"Oh, aku pikir kau punya.. katanya kamu artis..hehe" Dia terdiam sesaat, oh kurasa aku sudah berkata yang kurang enak.."Mianhae.." Ujarku.
tapi di seberang sana tetap tidak ada suara yang menyahut. "Yoboseo?" aku memanggilnya. "Yoboseo.. Seung Hyun.." Namun tetap tidak ada jawaban. Lamat-lamat ku dengarkan dengan seksama, ada suara desah nafasnya. sangat teratur. Nampaknya ia tertidur.. hmm orang yang unik..
"Good Night Seung Hyun.. mimpi indah ya.." Lalu telepon kututup.

Aku masuk ke kamar lagi dan berbaring di sofa, aku melihat Jae-Hwa masih tertidur, syukurlah aku tidak menggangunya. Aku memejamkan mataku dan terbawa kealam mimpi..

-------------------------------------------------END OF PART 7---------------------------------------------

Catatan Penulis:
Waah,, lama banget baru bisa posting lagi.. selamat membacaaaa


Betewe...
si Cindy dalam Fanfic ini bukan saya lho wakakaka


Aplikasi HP nih~

0 komentar:

Tinggalkan komentar untuk memberikan saya masukan serta kritik dan saran, saya bukan apa-apa tanpa kalian *kiss