Fanfic - Love Story Part 7


Title : Love Story Part 7
Chapter : 7/?
Char : Choi Jae-Hwa, Jang Geun Suk, Cindy, Choi Seung Hyun
Genre : PG-13
Disclaimer : All of the fictional character belongs to ME, i made them! the story line also MINE! but the artist I mention are belong to themselves and their mother!. please subscribe!
This is Part 7. 

Part 1 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 2 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 3 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 4 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 5 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 6 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 7 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 8 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 9 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 10 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI

BONUS SCENE  1 >> KLIK DISINI
_______________________________________________________________________________

Keesokan paginya..

Alarm di handphoneku berbunyi, segera setelah kumatikan aku melihat ternyata jam 5 pagi. Kuputuskan untuk mulai bersiap untuk lari pagi. Aku sudah menyiapkannya, sepatu lari warna putih, jaket lari warna kesukaanku, hijau, dan celana lari pendek selutut.

Saat membuka pintu kabin, aku menghirup udara pagi yang segar itu dalam-dalam, lalu mengunci pintu dan mulai berlari. Aku memasang headset dan men-setting lagi yang akan ku putar di handphone. Lagu yang pertama terputar adalah "I am the best" milik 2NE1, satu-satunya girlband yang aku sukai diantara begitu banyak girlband di Korea ini. Rencananya aku sekalian ingin melihat matahari  terbit juga, pasti sangat indah.

Lagunya sudah mulai terputar, aku berlari sambil bernyanyi dan sesekali mengikuti gerakan tariannya yang kulihat di MV mereka.
Bam Ratatata Tatatata
Bam Ratatata Tatatata
Aku terus menari sambil membayangkan bahwa aku salah satu anggota 2NE1, kupikir ini masih terlalu pagi untuk orang lain bangun, makanya aku bisa merasa bebas berekspresi. Karena akan sangat malu sekali rasanya bila ada yang melihatku bertingkah seperti ini.

Namun tanpa kusadari, ada sosok seorang laki-laki yang juga nampaknya sedang berlari pagi. Tubuhnya tinggi, ia memakai Jumpsuit warna pink yang terlihat sangat cerah sekali dan memasang tudung di kepalanya. Kami berlari kearah yang berlawanan, saat tengat berpapasan mata kami bertemu, aku bersumpah aku bisa melihatnya tersenyum geli dan aku rasa itu ditujukan padaku. Aku masih memakai headsetku namun aku bisa mendengarnya berbicara dengan nada seperti menahan tawa dengan suaranya yang terdengar berat dan sexy.
"Kenapa berhenti? Suara dan tarianmu bagus, mungkin saja kamu bisa jadi member baru 2NE1.." Dan dia terus berlari menjauh.

Aku yang masih terkesima dengan kata-katanya tadi hanya bisa berdiri terdiam, aku sangat malu sekali!
Kututupi mukaku dengan kedua tangan dan lalu berjongkok, lututku rasanya lemas. Aku merasa seperti maling ayam yang tertangkap basah oleh warga saat menjalankan aksiku.

Aku tetap berjogkok disana lumayan lama, aku sangat malu sekali, mungkin aku nggak bisa menatap orang yang tadi lagi untuk selamanya. Lagu di pemutar musik hanphoneku juga sudah berganti menjadi lagi 2NE1 yang berjudul "I Love You".

Sampai akhirnya sebuah tepukan di pundak menyadarkanku dari lamunan. Aku menegadah keatas, kearah orang yang menepuk bahuku. Ternyata orang tadi. OMG gimana ini. aku malu sekali! Orang itu berjongkok didepanku, tudung jaketku kunaikkan dengan cepat untuk menutupi kepala dan wajahku. aku sangat malu!

"Kamu nggak papa? Bisa berbahasa Korea?" Ia bertanya, suaranya berat dan sangat sexy!
"Iya aku bisa berbahasa Korea.." Jawabku masih menutup kepalaku dan berusaha untuk tidak melihat kearahnya.
"Maaf tapi apa perkataanku tadi mengganggumu?" Dari suaranya ku tebak ia sedikit khawatir.
"eh.. tidak, cuma.. aku hanya malu saja terpergok seperti itu.." Aku masih memalingkan wajahku dari dia.
"Haha, tidak perlu malu seperti itu.." Ia tertwa dan membuka tudung kepalaku. "Kamu juga suka lari pagi-pagi begini?" Tanyanya dan lalu duduk bersila di depanku.
"Ini baru hari pertamaku di Pulau Jeju. Tapi di hari-hari biasa aku memang suka lari pagi.. Ngomong-ngomong, kenapa kamu bisa masuk area sini? daerah ini kan sudah kami booking agar tidak ada orang yang bisa masuk.." Tanyaku.
"Kamu nggak kenal aku?" Dia bertanya, aku menggelengkan kepalaku. Dia terlihat tidak percaya. Lalu ia membuka tudung jaketnya. "Dan sekarang? masih tidak kenal?"
Aku memandang wajahnya lekat-lekat, ia memiliki bentuk rahang yang kuat dan kokoh, alisnya tebal, rambutnya disisir klimis rapi, dan bibirnya.. aku memandangi bibirnya agak lama. Fantasiku muncul, sisi alam bawah sadarku berkhayal tentang bibirnya, bagaimanakah rasanya jika ia menciumku?.
"Hello.." Ia melambai-lambaikan tangannya di depan mukaku. "Kamu melamun ya!"
"ah.. nggak, aku hanya merasa pernah  melihatmu sebelum ini. tapi aku lupa dimana.." Jawabku
"Ha? benarkah kamu nggak kenal aku? Hmm.. ya sudahlah.." Ujarnya.

"Hey kamu belum menjawabku tadi, kenapa  kamu bisa masuk area ini?" tanyaku
"Aku dan kawan-kawanku juga menyewa lokasi pulai ini, disebelah sana" Ia menunjuk ke arah barisan kabin lain yang ada di sekitar situ.
"ooh begitu.." Aku mengangguk-angguk.

Cuaca agak dingin pagi ini, dan saat ini kami sedang duduk di pinggiran pantai, menghadap ke horizon. Lelaki itu masih duduk disampingku, kami tidak berbicara lagi karena masing-masing terpesona dengan matahari yang perlahan terbit.

"Wah.. lihat itu, sangat indah.." Ujarnya. Aku mengangguk meng-iya-kan.
Saat mataharinya sudah hampir tinggi, aku bangkit dari duduk dan cowok itu juga.
"Aku belum tahu namamu.." Ujarnya
"Cindy, dan kamu?"
"Choi Seung Hyun." Ia mengulurkan tangannya dan kusambut. Seketika itu rasanya ada aliran listrik yang menjalari badanku. Mungkin listrik statis diantara kami terpercik.
"Baiklah Mr. Choi, ini sudah agak terang, aku harus kembali ke kabinku.."
"Jangan panggil aku begitu, panggil saja namaku.." Ia tersenyum. "Yuk, kuantar kau sampai kabin, tidak sopan rasanya kalau kubiarkan kamu kembali sendirian."
"Baiklah.."

Dan kami pun berjalan di sepanjang tepi pantai menuju kearah kabinku, Kami bercerita tentang beberapa hal, seperti darimana asalku karena aku bukan orang Korea, dan tentang kegiatannya di Pulau Jeju ini, ternyata dia-pun sama denganku, sedang dalam masa liburan, tetapi ia sudah lebih dulu datang sekitar 5 hari yang lalu.

Kamipun sampai di depan gerbang menuju kumpulan kabin-kabin perusahaanku.
"Terimakasih ya, sudah mengantarku.."
"Sama-sama, mungkin  kapan-kaoan kita bisa bertemu lagi, dan kalau itu terjadi aku akan bertanya lagi apakah kau sudah mengenal siapa aku.." Ia tersenyum, barisan giginya yang rapi terlihat di balik bungkusan bibirnya yang tipis dan ranum. Lagi-lagi alam bawah sadarku berkhayal tentang bibir itu. Dan tak seberapa lama aku menyadarkan diriku, ku geleng-gelengkan kepalaku menghilangkan semua khayalan yang muncul. Seung Hyun tertawa melihat tingkahku. lalu ia undur diri untuk kembali ke kompleks kabinnya.

Aku berlari-lari kecil menuju ke kabinku dan melihat bahwa Jae-Hwa dan Geun Suk sedang berada di depan pintu kabinku sambil menggedor-gedor dan memanggil namaku. Mungkin mereka pikir aku belum bangun. Dengan berjingkat-jingkat, perlahan aku mendekati mereka dari arah belakang dan lalu menepuk pundak mereka berdua.
"Hey!" Kataku. Dan mereka kompak berteriak kaget.
"Whoa!! Kamu bikin aku jantungan!" Kata Geun Suk dan Jae-Hwa mengelus-elus dadanya akibat rasa kaget yang menderanya.
"Wahaha..! Maaf,tapi kalian ngapain pagi-pagi udah disini?" Ujarku sambil membukakan pintu dan mempersilakan mereka masuk, lalu membuka jaketku.
"Kami pikir kamu belum bangun.." Jae-Hwa menghempaskan dirinya di sofa. Geun Suk memilih untuk menjatuhkan dirinya di ranjangku, kemudian merapikan selimut dan memakainya. Nampaknya ia akan kembali tidur. "Heh! kata siapa kamu bisa tidur lagi!" teriak Jae-Hwa.
"Aku mau tidur disini!" Jawab Geun Suk sambil menutupi kepalanya dengan bedcoverku.
"Aissh!" Jae-Hwa baru saja akan bangkit menuju arah Geun Suk namun ku tahan.
"Sudah biarkan saja.." Kataku. Lalu Geun Suk menjulurkan lidahnya kearah Jae-Hwa, mengejeknya kemudian kembali pada posisi tidurnya.

"Kamu baru selesai Jogging?" Tanya Jae-Hwa
"Iya nih, aku bangun dari jam 5 pagi tadi.." Jawabku sembari mencari-cari handukku di lemari. "Kutinggal mandi dulu ya.." Pamitku pada Jae-Hwa, ia mengangguk.
Aku pergi masuk kedalam kamar mandi, masih memikirkan cowok tadi. Siapa tadi namanya? Choi Seung Hyun? Oh, suaranya masih terngiang di telingaku. Suaranya berat dan sexy!. Setelah selesai mandi aku keluar dan menemukan bahwa Jae-Hwa juga ikut tidur bersama Geun Suk di ranjangku!.
Kulihat wajah mereka nampaknya sangat tenang sekali, aku tahu sebenarnya mereka tidak biasa bangun pagi seperti ini, maka kubiarkan saja mereka seperti itu.
Aku mengeringkan rambutku dengan handuk. Syukurlah rambutku pendek jadi gampang untuk diurus. Aku ingat saat pertama kali potong rambut di Korea, aku memilih potongan rambut pria ketimbang wanita, dan hasinya cukup bangus, modelnya jadi seperti milik Go Mi Nam di serial Drama.
Aku mengeringkan rambut sambil duduk di sofa tempat tadi Jae-Hwa duduk, namun rupanya tanpa sadar akupun ketiduran.

Saat bangun, aku mendapati ternyata aku sudah berbaring di ranjangku dengan posisi tidur menyamping. Saat ku buka mata lebar-lebar, aku melihat ada sesosok punggung cowok didepanku. Rupanya itu punggung Geun Suk! Aku berbalik kearah lain, dan disana Jae-Hwa berbaring menghadapku! Ternyata aku berada di tengah-tengah mereka!
Aku langsung terduduk saat mengetahui apa yang terjadi, ku tendang punggung Geun Suk dan perut Jae-Hwa.
"Hey! bangun!!" Teriakku. Mereka membuka matanya dengan malas-malasan dan menggeliat. "Apa yang terjadi!" Aku masih berteriak.
"Jae-Hwa yang punya kerjaan.." Jawab Geun Suk malas-malasan dan nampaknya berencana kembali tidur tapi kupencet hidungnya sehingga ia tidak bisa bernapas.
"Itu karena kamu tidur di sofa, kelihatannya posisimu nggak nyaman, makanya ku gendong kemari, tapi aku juga jadi malah ketiduran.."Jae-Hwa menjelaskan.
"Aiish!" Aku melompat turun dari ranjang.
"Tenang, nggak ada sesuatu yang buruk kok, kami nggak ngapa-ngapain kamu..mana berani.." Geun Suk tertawa. Ku balas dengan tatapan sebal.
"Jam berapa ini?" tanya Jae-Hwa, lalu ia mengeluarkan handphonenya. "Wah sudah jam 2 siang!"
"wah pantas saja aku lapar sekali, tadi sarapan pun kita tidak makan.. Yuk makan siang!" Geun Suk bangkit dari tidurnya.
"Hey kalian melupakan sesuatu!" Ujarku. berdua mereka memandangku dengan tatapan heran. "Kalian harus minta maaf!" Lanjutku.
"Oh iya iya..  kami berdua minta maaf" mereka berdua mengucapkannya berbarengan, tapi tetap saja kaki mereka kutendang. Kami tertawa, dan sehabis itu bersiap untuk makan siang di restoran yang tersedia disini.

-------------------------------------------END OF PART 7---------------------------------------

Catatan Penulis:
Disini ceritanya si Cindy gak tau kalo Choi Seung Hyun itu artis kenamaan, siapa lagi kalau bukan T.O.P dari BigBang.


Betewe...
si Cindy ini bukan saya lho wakakaka
Aplikasi di HP nih



0 komentar:

Tinggalkan komentar untuk memberikan saya masukan serta kritik dan saran, saya bukan apa-apa tanpa kalian *kiss

Fanfic - Love Story Part 6

Title : Love Story Part 6
Chapter : 6/?
Char : Choi Jae-Hwa, Jang Geun Suk, Cindy
Genre : PG-13
Disclaimer : All of the fictional character belongs to ME, i made them! the story line also MINE! but the artist I mention are belong to themselves and their mother!. please subscribe!
This is Part 6. 

Part 1 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 2 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 3 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 4 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 5 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 6 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 7 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 8 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 9 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 10 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI

BONUS SCENE  1 >> KLIK DISINI
_______________________________________________________________________________

"KAMU!!" Jae-Hwa berteriak ke arah Geun Suk.
Geun Suk memandang kearah Jae-Hwa, lalu berdiri dan mencibir " Lama tak berjumpa, Choi Jae-Hwa." Ia lalu berjalan kearah dimana Jae-Hwa berdiri. Aku masih berdiri disana, mengira-ngira apa yang akan terjadi.

Geun Suk berdiri tepat didepan Jae-Hwa, tiba-tiba saja dengan gerakan cepat, ia memegang pundak Jae-Hwa dan membawanya mendekat kebadannya, lalu mencium bibir Jae-Hwa. Aku berdiri disana melihat apa yang terjadi dan merasa sangat kaget. Tangan Jae-Hwa bergerak menuju kepala Geun Suk dan mengelus-elus rambutnya, ia menekan bibirnya ke bibir Geun Suk.

Aku masih terdiam dan berdiri melihat adegan itu, akhirnya setelah beberapa saat mereka melepaskan pelukannya, dan melihatku.
"hahahahahah!!! Lihat mukanya! wah, harusnya tadi aku rekam ya!" Jae-Hwa tertawa keras.
"Kamu harus melihat mukamu tadi!" Geun Suk juga tertawa sambil memegang perutnya. Tetapi aku masih dalam keadaan shock.
"hahaha! nampaknya dia benar-benar kaget.. Sini duduk dulu," Jae-Hwa menggandeng tanganku dan mengajakku duduk di sofa. Geun Suk membuka kulkas mencari-cari air mineral yang lalu diserahkan kepadaku.
"Nih, minum dulu.." Ujarnya masih sambil menahan tawa.

Aku minum dengan cepat. "Ya..yang tadi itu apa??"
Jae-Hwa tertawa "Haha, kami memang sering membuat orang kaget seperti ini, kamu sudah korban yang kesekian.." Ia menyeringai.
"Nasi gorengnya masih ada kan? biar kusiapkan untuk Jae-Hwa.." Geun Suk berjalan ke dapur dan mulai sibuk mencari piring untuk Jae-Hwa.

Kami bertiga duduk sambil makan nasi goreng buatanku, aku mendengarkan pembicaraan mereka berdua.
"Kenapa kamu nggak bilang kalo kamu tinggal di gedung ini juga?" tanya Geun Suk.
"Aku juga nggak tahu kalo kamu mau datang.." Jawabnya dan berbalik ke arahku. "Kenapa kamu nggak bilang kalo kamu sama Geun Suk tadi waktu ku telpon?"
"Kan aku sudah bilang aku pulang bersama Mr. Jang?" Jawabku
"Tapi kan banyak yang namanya Jang di korea ini,"
"Maaf.." Ujarku.

"Apa yang terjadi padamu?" Jae-Hwa memandang Geun Suk yang terlihat selesai mandi dengan handuk yang masih berhantung dipundaknya. "Kamu nggak macem-macem sama Cindy kan?!" Ia mengepalkan tangannya kearah Geun Suk, pura-pura memukulnya.
"Memangnya kenapa kalo iya?" Geun Suk menarik lenganku dan membawa tubuhku mendekat padanya.
"Aish!!" Jae-Hwa menarikku kembali.
"Hei hei.. aku lagi makan nih!!" Kataku
"Jangan berani macem-macem sama dia ya! Dia tanggung jawabku!" Tambag Jae-Hwa.
Geun Suk hanya mencibir.
"Kamu Asistennya Geun Suk? wah, dunia memang sempit.." Kata Jae-Hwa
"Kalian saling kenal?" Tanyaku
"iya, kami sudah seperti saudara.." Jawab Geun Suk
"Jadi, kenapa kamu bisa ada disini?" Tanya Jae-Hwa kepada Geun Suk.
"Ah ceritanya panjang, besok-besok sajalah aku ceritanya. Eh nomor kakimu berapa?" Geun Suk memandangku.
""Kenapa?"
"Kamu perlu beli sepatu yang nyaman, aku juga nggak mau selalu bertelanjang kaki kalau bersama denganmu."
"Kenapa sepatumu? Kamu jatuh lagi? ada yang luka??" Jae-Hwa terlihat begitu khawatir dan mengecek kakiku
"Kamu tahu kalau dia pasti jatuh saat pakai sepatu sialan itu tapi kenapa nggak kamu belikan?" Geun Suk mengeraskan suaranya.
"Aku sudah menawarkannya, tapi dia nggak mau..Oppa~ maaf ya.." Jae-Hwa bertingkah sok imut terhadap Geun Suk. Aku tertawa melihat tingkah mereka.

Setelah selesai makan, aku membereskan piring-piring kami dan mencucinya.
"Aku balik ke flat sebentar, mengambil bir, pastinya disini kamu nggak menyediakan kan.." Kata Jae-Hwa.
"Oh, oke.."
Aku melanjutkan bersih-bersih ruang tamu saat aku melihat Geun Suk keluar dari kamarku, rupanya dia merapikan baju dan rambutnya disana.
"Sorry aku nggak bilang dulu masuk kamarmu, ini handuknya harus kujemur dimana?"
"Sini biar ku jemurkan.." Aku mengambil handuk itu dari tangannya dan menjemur di balkon.
"Jae-Hwa kemana?" Tanya Geun Suk
"Kembali ke flatnya sebentar katanya mau mengambilkanmu bir.." Jawabku sambil merapikan letak handuk.

Saat aku selesai menjawab, Jae-Hwa sudah kembali dan melemparkan sebotol bir kepada Geun Suk.
"Nih tangkap!"
Dengan cekatan Geun Suk menangkap botol yang dilemparkan kearahnya.
"Ini untukmu," Jae-Hwa menyerahkan sebotol minuman jus kalengan."Aku tahu kamu nggak minum beginian.."
"makasih..kamu pengertian sekali.."
Dan Jae-Hwa tersenyum lebar seperti biasanya.
"Maaf ya aku belum punya televisi, jadi nggak ada hiburan..." Ujarku.
"Ah nggak papa, aku juga jarang menonton televisi, kita habiskan waktu dengan cerita saja gimana?"
"Wah boleh juga, aku ingin tahu sedekat apa kalian.."
Kami duduk di sofa dan aku mendengarkan mereka bercerita tentang masa kecil mereka sambil sesekali tertawa membayangkan tingkah mereka saat masih kecil.
Sekarang aku tahu mengapa mereka begitu dekat satu sama lain. Dan mengapa terkadang Jae-Hwa selalu terlihat sedih saat ia merasa sendirian.

"Eh lihat jamnya, sudah malam rupanya. Aku harus pulang sekarang.." Geun Suk beranjak dari duduknya.
"Oh Okay.."Jawabku
"Smpai jumpa besok ya!" Ia mengelus lembut pipiku, aku  tahu ia hanya ingin membuat Jae-Hwa sebal, dan benar saja ia terlihat kesal.
"Aissh!" Jae-Hwa menarikku mendekat padanya. Geun Suk tertawa.
"Kau juga harus kembali ke Flatmu!" Geun Suk menarik kerah belakang Jae-Hwa dan menariknya keluar dari flatku. "Kami pulang dulu ya.."

***
Untuk kemudian, hari-hari berjalan lancar, tak seperti yang ku bayangkan saat pertama bertemu Geun Suk dulu di kantor Direktur Lee. Aku menyelesaikan semua pekerjaanku dengan cepat dan baik,aku pun telah mengatur acara dan jadwal untuk Geun Suk, mulai dari Fan meeting, shooting Drama, dan konsernya. Tanpa terasa, aku sudah bekerja bersama mereka selama hampir 1 setengah tahun. Sudah menjadi rutinitas bahwa setiap tahunnya diadakan liburan untuk seluruh staf dan kru kami.

Tahun ini, aku telah mengatur semuanya, aku menyewa Pulau Jeju untuk 2 minggu, ekslusif hanya untuk kami. Ini akan menjadi liburan paling menyenangkan bagi kami. Aku khusus menyewa pulau bagian selatan dan melarang segala akses masuk untuk para fans maupun paparazi. Aku mau 2 minggu ini menjadi liburan tanpa disibukkan oleh gangguan dari mereka, AKu melakukan hal ini karena Geun Suk selalu mengeluh ia tidak bisa bebas dalam kesehariannya, selalu saja ada fans dan paparazi yang mengintai.

Saat kuceritakan tentang rencanaku menyewa pulau  itu, ia sangat gembira, ia bilang bahwa ini adalah hal terhebat yang ia dapatkan.

Inu adalah bulan Maret, suasana dan cuacanya sangat sempurna, kami tiba siang hari bertepatan dengan makan siang, setelah menaruh koper-koper di kabin masing-masing, kami berkumpul di ruang makan.

Kami berjumlah 10 orang diantaranya adalah aku, Geun Suk, Direktur Lee dan beberapa staf serta kru. Anggota lainnya yang tidak ikut diberikan pula waktu berlibur untuk berkumpul bersama keluarga mereka.

Masing-masing kami memiliki satu kabin untuk satu orang. Kabin ku dan Geun Suk letaknya bersebelahan, dan sangat dekat dengan tepi pantai, pemandangannya sangat indah dari sini,

"Ayo semua, silakan makan,  ini sudah jam makan siang..!" Aku berteriak pada mereka yang sedang sibuk mengagumi tata ruang di tempat makan tersebut. Saat semua sudah duduk, aku mengatakan bahwa untuk 2 minggu kedepan adalah acara bebas, mereka bertanggungjawab atas diri mereka masing-masing, mereka bebas melakukan apa saja. " Ini adalah penghargaan untuk kalian karena telah bekerja sangat keras tahun ini.." Ujarku sebagai kata penutup dan disambut sorak sorai mereka.

Selesai makan siang, aku kembali ke kabinku untuk mulai membereskan isi koper. Belum lagi aku membuka koperku, ada suara ketukan di pintuku.
"Cindy, kamu di dalam?"
Itu Suara Geun Suk. Aku pergi ke pintu dan membukakannya. Disana sudah ada Geun Suk berdiri sambil menenteng kopernya.
"Bisakah aku tidir disini saja? kurasa ada hantu dikamarku.." Ujarnya
"Kamu mau bertukar kamar? oke..kebetulan aku belum mengeluarkan baju-bajuku.." Jawabku sambil berbalik akan mengambil koperku. Tapi kemudian aku merasakan tangannya memegang pinggangku, belum sadar dari kekagetanku, ia sudah mendorongku ke tembok dan menahan tanganku dengan tangannya yang kuat.

"He.hei..!" Aku membentaknya.
Ia mendekatkan wajahnya ke wajahku "Aku tidak ingin bertukar kamar, aku ingin kita berdua.. disini.." Bisiknya di telingaku.
"Ma..mana boleh!" Jawabku gugup. Badannya yang besar menahanku di tembok.
"Kamu nggak menginginkanku??" Tanyanya, wajahnya mendadak murung.
"Bukan.. bukan seperti itu tapi tetap saja tidak bisa.. Akan ada gosip menyebar.." Aku berusaha melepaskan diriku darinya, tapi ia terlalu kuat, tentu saja, ia laki-laki sedangkan aku perempuan.
Dorongan badannya semakin kuat, ia menekanku ke tembok, wajah kami hampir tidak berjarak.
Jantungku rasanya mau copot! aku tak pernah sedekat ini saat berhadapan dengan laki-laki.

"ckckckck.... inilah yang kutakutkan..." Sebuah suara menyadarkanku. Itu Jae-Hwa! Ia berdiri di depan pintu kabin yang belum sempat ku tutup karena serangan Geun Suk terlalu intens.
"Jae-Hwa!" Aku dan Geun Suk berbarengan menyebut namanya. Geun Suk melepaskanku, aku akhirnya bisa bernapas lega.
"Kenapa kamu bisa ada disini?" Geun Suk bertanya dengan nada agak sebal.
"Aku pemiliknya.."
"Ha????" Aku kaget
"Yang benar??" Geun Suk pun tak kalah kaget.
"Tentu saja.."
"Ooh! jadi itu sebabnya saat aku meminta pendapatmu akan kemana liburan tahun ini kamu malah merekomendasikan tempat ini.. pantas saja prosesnya nggak ribet.. ternyata kamu.." Aku tertawa. Jae-Hwa hanya tersenyum.
"Nah, sekarang nggak ada yang perlu ditakutkan, aku akan menjagamu dari monster ini.." Jae-Hwa mencubit perut Geun Suk sehingga ia kesakitan. " Ayo minta maaf!!"
"Aw aw aw!! iyaa aku minta maaf ya Cindy.." Geun Suk terlihat kesakitan lalu Jae-Hwa melepaskan cubitannya.

"Sana kembali ke kabinmu! Mulai malam ini kita tidur bersama!" Perintah Jae-Hwa. dia nggak pernah bertingkah sedewasa ini sebelumnya jika berhadapan dengan Geun Suk.
"Iyaa.." Geun Suk kembali mengakat kopernya dan dengan patuh kembali ke kabinnya.
"Kamu nggak papa kan?" Tanya Jae-Hwa
"Nggak kok, cuma agak kaget aja dengan tingkahnya..."
"Dia cuma main-main, jangan diambil hati..sudah sana kembali selesaikan apa urusanmu tadi, aku akan memarahi Geun Suk dulu.." Jae-Hwa merapikan rambutku yang sedikit acak-acakan lalu tersenyum dan berjalan kearah kabin Geun Suk. Oh ku harap Jae-Hwa nggak membunuh Geun Suk.. Pikirku.

------------------------------------------END OF PART 6-----------------------------------------------------------
Catatan Penulis:
Maaf yaaa blognya aku pisah soalnya ceritanya semakin intens nih.. hehe



ini fotonya EXO Kris, fanfic ini memang ga ada hubungannya sama EXO
tapi penggambaran sosok Jae-Hwa kira-kira mirip sama si Kris..
Jadi biar gampang bayanginnya soalnya Jae-Hwa kan tokoh fiksi..

0 komentar:

Tinggalkan komentar untuk memberikan saya masukan serta kritik dan saran, saya bukan apa-apa tanpa kalian *kiss